Berenang Dalam Kabut Telaga Sidringo

October 15, 2016
Telaga sidringo, sidringo, batang, visit jawa tengah, lomba blog visit jateng

Orang sering menyebutnya kembaran Ranu Kumbolo di gunung Semeru. Dari foto yang beredar, saya mengamininya. Tak banyak yang tahu bahwa di kabupaten Batang ada tempat setenang itu. Langkah kaki telah membawa saya ke padang rumput yang konon sebelumnya adalah sebuah kawah. Rasanya tak percaya jika pijakan saya ini secara geografis masih berada di kabupaten Batang, Jawa Tengah. Terlebih saat tiba-tiba tubuh tertelan kabut pekat yang datang dari dataran tinggi Dieng. Magis, satu kata untuk menggambarkan pengalaman siang itu di telaga sidringo. Ketenangan tak terkira memasuki jiwa yang terbiasa terkena paparan bising kota. 

Sebuah Patok Perbatasan

Ketertarikan saya pada Sidringo bermula saat perjalanan turun dari gunung Prau lewat jalur Dieng bulan Mei 2016 lalu. Saat itu saya melihat sebuah tugu kecil menyerupai patok bertuliskan “perbatasan kabupaten Batang dan kabupaten Wonosobo”. Seketika saya mengingat peta jawa tengah. 

“emangnya...kita ini sekarang di wilayah Batang ya?” 
“iya, daerah Gerlang, aku kemarin kan lewat situ dari Pekalongan” jawab teman mendakiku
“Gerlang? Yang katanya ada telaga itu bukan?”
“iya..yang itu...”
Telaga sidringo, sidringo, batang, visit jawa tengah, lomba blog visit jateng

Perbatasan sebelah selatan kabupaten Batang dengan Banjarnegara dan Wonosobo ternyata indah sekali. Jalur Dieng memperlihatkan semua itu, terutama hutan pinus berkabut mirip di film Twilight. 

Kamping Yang Gagal

Serombongan trip Dieng memutuskan akan kamping di telaga Sidringo bulan Juni. Apa mau dikata, rencana tinggal rencana. Kesibukan kembali memaksa kami menunda sampai entah kapan. Telaga ini memang sering digunakan untuk mendirikan tenda. Kebanyakan traveler mengejar sunrisenya Sidringo. Pasti akan seperti di gambar-gambar pemandangan kala SD banget, melihat matahari muncul diantara gunung. 

Jumat Kliwon Pertama Bulan Suro

Pagi itu, kereta menurunkan saya di stasiun Pekalongan. Tak sempat tidur karena posisi duduk sempit di gerbong ekonomi tak menyurutkan saya untuk menepati janji berkumpul di pasar Bandar bersama teman-teman. Rencananya, jumat pagi saya dan 5 orang lain akan menuju telaga sidringo yang berada di 2222 mdpl. Alhamdulillah cuaca cerah meski Oktober tahun ini rasanya basah sekali. Niat mendatangi telaga Sidringo akhirnya terlaksana di jumat kliwon pertama bulan suro.

Panduan Menuju Telaga Sidringo

1| Persiapkan semuanya di pasar Bandar

Sebelum memasuki jalur sesungguhnya, motor harus dalam kondisi prima. Bensin full, ban tidak kempes, dan jangan lupa bekal makanan dan minuman untuk di jalan. Satu hal yang terlewat dari persiapan saya adalah jas hujan. Dengan sangat percaya diri, outer berbahan kain tipis menjadi pelapis badan. 

Bandar merupakan kecamatan yang cukup ramai di kabupaten Batang. Letaknya sekitar 30 menit perjalanan dari arah Pantura Batang atau Pekalongan. Dari arah pasar Bandar, mengarahlah ke selatan. Ada papan penunjuk kok ke ‘Dieng’ tepat di perempatan pasar.

2| Masukilah Hutan Kecamatan Blado

Jalan lurus beraspal halus dengan pemandangan sekeliling yang indah akan menyapamu saat memasuki wilayah kecamatan Blado. Motor matic tidak akan mengalami kendala berarti di sini. Jembatan panjang Sibiting, rimbunnya hutan dengan aneka pohon besar pasti deh bikin pengen foto di tengah jalan. Berasa di Jepang atau Kanada gitu lah, hahaha. 
Telaga sidringo, sidringo, batang, visit jawa tengah, lomba blog visit jateng

3|Berhentilah di Tikungan Letter S Kembang Langit

Ketika kamu melihat ada rumah pohon dan sekelompok anak remaja berfoto selfie dengan latar belakang jalan beraspal berbentuk huruf ‘S’, itu artinya perjalanan telah memasuki desa kembang langit. Tempat itu selalu ramai didatangi kawula muda untuk mengabadikan diri dalam lukisan cahaya.

4| Temukan Jalan Beraspal Kebun Teh Pagilaran

Perkebunan teh Pagilaran adalah perkebunan pertama yang saya ketahui berjalan aspal halus nan lebar. Hampir semua perkebunan di Indonesia, jalan kebunnya menggunakan batu. Masih di daerah Kembang Langit, Pagilaran menghamparkan rona hijau yang mengingatkan saya pada Gunung Mas puncak pass Bogor. 
Telaga sidringo, sidringo, batang, visit jawa tengah, lomba blog visit jateng

5| Jangan Nyasar Ke Dieng

Memasuki kecamatan Reban, jalan makin terjal tapi indah. Bukan lagi sawah dan hutan pinus yang terlihat. Ladang kentang, kubis, dengan gubuk-gubuknya yang persis dengan wilayah Dieng. Udara makin basah, bahkan sesekali kabut menghadang kami. Saya sempat was-was karena gerimis tiba-tiba turun. Nggak bawa jas hujan nih, tapi nanggung kan kalau mau balik.
Telaga sidringo, sidringo, batang, visit jawa tengah, lomba blog visit jateng

Desa-desa yang seakan menggantung di awan selalu membuat saya takjub. Kubah masjid di kejauhan dan....jeng-jeng...menara BTS berdiri di atas sebuah bukit. Yeah, sinyal aman dan tentram selama perjalanan. 

Di perempatan desa Gerlang, kamu dihadapkan pada pilihan arah. Belok kiri adalah ke Sidringo dan lurus untuk lanjut ke Dieng. Perempatan ini cukup ramai, sepertinya adalah pasar desa sebab banyak yang berjualan. 
Telaga sidringo, sidringo, batang, visit jawa tengah, lomba blog visit jateng

7| Wonopriyo, Kampung Terakhir

Dari perempatan desa, jalan semakin terjal. Bukan lagi batu atau beton...ini semacam kubangan. Beruntung, motor matic kami kuat meski hujan mulai mengguyur jalanan. Telaga sidringo, sidringo, batang, visit jawa tengah, lomba blog visit jateng

Tepat pukul setengah 12 siang, motor merapat di sekitar masjid. Perjalanan dari kecamatan Bandar ke Wonopriyo memakan waktu satu jam. Rasanya lama sekali sebab medannya memang sulit. 
Udaranya dingin sekali, seperti ketika berada di gunung prau. Ketinggiannya memang hampir sama yaitu di atas 2000 mdpl makanya hidung kok perih buat nafas. Jangan ditanya bagaimana rasanya wudhu di sana, uh,,,kayak pakai air kulkas. Lantai masjid saja basah berembun gitu.

8| Berjalan Atau Nekat Berkendara

Berdasarkan cerita ibu pemilik warung di desa Wonopriyo, telaga Sidringo hanya setengah jam lagi menggunakan motor.
“bu...kalau pakai mobil kuat ngga kesana?”
“kuat sih, tapi mobil offroad mbak” jawab si ibu.

Warga wonopriyo saya lihat sih banyak yang memiliki mobil sejenis minivan. Sesekali truk juga turun dari wilayah yang lebih atas. Itu artinya, jalanan bisa dilewati roda empat asalkan pengemudinya handal. 
Di depan warung, banyak lalu-lalang orang-orang kampung sini berkendara naik motor trail. Iya, tidak ada penampakan motor matic seperti punya saya. Tapi, nekat sajalah daripada jalan kaki kan lebih lama.
Keputusan kami benar, dengan motor memang setengah jam cukup. Andai jalannya sudah aspal halus, palingan 10 menit sampai kok di telaga sidringo.

9| Titipkan kendaraan di tempat yang aman

 “pak...motor aman di sini?” 
“aman...”
“bapak jaga 24 jam?”
“engga,,kalau ada yang kamping sih 24 jam..tapi kalau engga ya sore pulang”
“banyak yang kamping?”
“biasanya sabtu minggu sih banyak”

Itulah obrolan kami bersama seorang bapak yang menjaga motor. Cukup 3000 rupiah si bapak meminta tip. Bukan tempat parkir sih, tapi semacam tanah rata saja. Tidak ada loket tiket atau pos perijinan. Masuk sih masuk saja, jadi...jaga diri masing-masing ya.

Kaldera Tetangga Candradimuka

Lima menit dari tempat menitipkan motor, mata saya dikejutkan oleh hamparan air di bawah padang rumput yang berada di tengah bukit. Seumur hidup, inilah pertama kali saya menyaksikan tempat seperti ini.

Telaga sidringo, sidringo, batang, visit jawa tengah, lomba blog visit jateng
Telaga Sidringo merupakan kawah kaldera bekas letusan gunung. Ternyata, tempat ini dekat dengan kawah Candradimuka Dieng. 10 tahun lalu saya pernah melemparkan batu di sana. Konon, kalau kita bisa melihat jatuhnya batu tersebut maka kita akan kaya raya hehehe.

Berenang Dalam Kabut

Dari padang rumput di bukit tunggangan, kami turun untuk mendekat ke telaga. Rasanya, telinga ini berada di mode ‘mute’. Senyap, tenang, detak jantung saja terdengar. Kabut menggulung perlahan dari arah dataran tinggi dieng lalu hilang di utara. Makin lama, kabut makin tebal dan menelan kami berenam. 

Sekali lagi, saya tak pernah merasakan berada di tengah kabut semacam itu. Makin lama, kabut berubah menjadi titik air. Itulah yang sering saya sebut gerimis. Subhanallah, magis sekali rasanya.

Tak ada tempat atau pohon untuk berlindung. Ternyata, bapak yang menjaga di sana menyiapkan tenda kecil dari terpal. Lumayan banget lah untuk neduh karena hujan turun sangat deras.

Lokasi

Ini peta jika kamu ingin ke Telaga Sidringo juga. 

Akan kesini lagi

Terlampau sayang jika kamu ke Sidringo hanya sebentar dan tanpa melihat sunrisenya. Sebaiknya kamping saja sambil bawa mobil offroad. Wow, pasti akan jadi pengalaman sangat menarik. Meski hujan dan lelah di motor, saya tidak kapok. insyaAllah akan kesini lagi suatu saat nanti.

Telaga sidringo, sidringo, batang, visit jawa tengah, lomba blog visit jateng
70 comments on "Berenang Dalam Kabut Telaga Sidringo"
  1. goodluck lombanya yaa :D aku jawa tengah taunya paling solo doang itu jg gak eksplor tempat

    ReplyDelete
  2. Baru lihat foto-fotonya saja, saya sudah penasaran kepengan kesana mbak. Jawa Tengah memang menyimpan banyak wisata alam yang memukau ya. Sukses untuk lombanya mbak :)

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  4. Waaa...cakeeep...
    Nay, klo pake mobil biasa, cuma smp Wonopriyo saja ya?
    Oya.. Smoga sukses lombanya yaa..

    ReplyDelete
  5. NGeliat kabutnya berasa dingin.
    Btw poto-potomu bagus deh :* muach

    ReplyDelete
  6. Wah cakep banget ya alamnya :)

    ReplyDelete
  7. Gud Luck, jadi penasaran ke Jawa Tengah :D

    ReplyDelete
  8. Udah pernah ke sini, tapi mengintip sunrisenya di bukit Sikunir. Belum ke bukit Sidringo. Hm, kapan ya bisa ke sini dan benerang camping?

    ReplyDelete
  9. Mau kesana huff aku anak Batang tapi belum pernah kesana semenjak tempat ini hits haha semoga pas November pulang ga hujan terus hmmm

    ReplyDelete
  10. Mupeeeeeng banget, pemandangannya keren, fantastic, apa lagi ya. Beneran ya kayak di Dieng. Itu yg lempar batu, moga terwujud ya, aamiin :)

    ReplyDelete
  11. wah seru ya. daerah berkabut gitu pasti anak2 saya suka. jadi pengen juga ke sidringo sama anak2. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mba...kemping sekalian biar lihat sunrise

      Delete
  12. wah batur, dulu waktu masih kkn di wanayasa saya diajak jagong sama pak camat kesini, tapi blm pernah ke telaga ini sih kak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin dulu belum diketahui orang luar :)

      Delete
  13. Mau kesana huff aku anak Batang tapi belum pernah kesana semenjak tempat ini hits haha semoga pas November pulang ga hujan terus hmmm

    ReplyDelete
  14. temanku ada yang baru balik kamping dari sana. melihat fotronya2 mupeng banget mau ikutan. entah dia mampir di sindrigo atau tidak.

    Ah, bookmark dulu. untuk sementara puasa dulu berpetualang. sampai anak2 siap untuk diajak. dah lama rindu alam dan pegunungan...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mba Ira...nanti ajak anak anak kemping disini :)

      Delete
  15. Bicara kabut jadi ingat hutan mistis Papandayan.
    Ternyata Jawa Tengah juga menyimpan banyak pesona.
    Jadi, kapan kita ke sana?

    ReplyDelete
  16. Waah keren. Baru tau ada tempat sebagus ini di Batang :D

    ReplyDelete
  17. Kereen..ya mbak. Tapi saya agak2 takut kalau ada kabut.

    ReplyDelete
  18. Kabutnya keren, udah bisa kebayang suasana dinginnya seperti apa. Semoga diberi kesempatan untuk berkunjung kesana, amin... :-)

    ReplyDelete
  19. aku merinding lihat kabutnya, seperti di tempat lain, kalau agak siangan dikit maybe bisa hilang kali nay

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah mending pagi mba. Ini kondisiku jam 1 an lho

      Delete
  20. Wah negeri berkabut.. asyik bgt mb :D

    ReplyDelete
  21. Hi Inayah salam kenal ^^
    Telaga sidringo nya bagus banget mba, jadi mupeng pengen kesana ^^
    semoga suatu hari bisa main ke jateng hihi, dan good luck ya mba lombanya semoga juara ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hy Desty...iya ditunggu kedatangannya :)

      Delete
    2. Hy Desty...iya ditunggu kedatangannya :)

      Delete
  22. ih bagus ya tempatnya, ini deket dieng apa nay? ato kasi peta lokasi gitu soalnya aku juga pernah ke dieng jadi bisa ngira-ngira itu dimananya..

    ReplyDelete
  23. hi mbak, salam kenal yaaaa
    bagus banget tempatnya & semoga menang lombanya yaaa

    ReplyDelete
  24. good luck yaaa pemandangannya menyehatkan mata :D

    ReplyDelete
  25. cakeeep banget inii tempatnyaa, huhu aku kapan yah bisa ke situ :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Segera mba..keburu rame ntar ga hening lagi haha

      Delete
  26. Keren banget pemandangannya, aku belum pernah kesana sama sekali mba, semoga nanti kesampaian untuk eksplor jateng. Good luck mba :D

    ReplyDelete
  27. aku gagal kesana waktu itu lewat Dieng, kami bawa mobil kecil dan ga kuat naik. jalan yg kami lewatin emang parah bgt. nyesel banget deh rasanya :(

    ReplyDelete
  28. Sidringo, nama yang asing untuk saya. Terima kasih telah mengenalkannya lewat tulisan ini, Kak .. :)

    ReplyDelete
  29. beberapa waktu lalu mau kesini tapi gatot :D

    ReplyDelete
  30. waaaa di batang ada tempat cakep gini,, surprise

    ReplyDelete
  31. diantara pekatnya kabut, tersimpan potensi wisata yang masih alami. suka dengan perjalanan menuju telaganya. view kebun teh nya juga cakep!

    ReplyDelete
  32. nggak takut tu mbak berenang di telaga itu ... nanti ada hiu nya ... hehehe

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung.
Komentar berisi LINK HIDUP akan DIHAPUS.

^^ @Innnayah

Auto Post Signature

Auto Post  Signature