Sisa hujan dan kembang api di teras rumah bupati

September 02, 2017
Tiba-tiba aku teringat senyum percaya diri Adit, cowok setengah plontos berkulit sawo matang itu. Adit yang cool namun bisa meluluhkan hati Tita si cewek polos dan baperan. Tentu bukan karena dada bidang Adit, meskipun itu salah satu hal yang memesona. Kalian kenal Adit dan Tita kan, yang ada di film Eiffel I’m In love? Kembang api di pendopo Kajen kemarin malam menggoreskan perasaan aneh buatku. Tentang kepasrahan dan memakai rasa dibanding logika. Iya, jangan pakai logika saja dalam mendefinisikan cinta.

Sebuah Draft Yang Hilang

Tadi, dengan mengumpulkan keberanian dan kekuatan aku sudah nulis draft yang 100% curhat ini. saking capek karena baper, aku ketiduran. Bangun tidur beresin beberapa paragraf. Ketika aku mau pindahin ke blog, dokumennya sudah tidak ada. Word yang ada di tabletku ternyata settinganya ngga auto save. 

Mungkin ini cara Tuhan biar aku lebih plong kali ya, pakai nulis ulang hingga dua kali. Kalau curhat ngga memungkinkan, nulis di blog saja deh. Ngga terlalu beda harusnya, karena perasaanku yang campur aduk seperti soto tauto jadi tersalurkan. 

Undangan Dadakan dan Pemeran Pengganti

Masih ingat kan, kalau aku di awal Agustus ikutan Amazing Petungkriyono National Explore 2017. Acaranya sudah selesai, lombanya bahkan sudah pengumuman. Nah, untuk penyerahan hadiahnya ternyata dibarengin sama perayaan malam puncak hari jadi kabupaten Pekalongan ke 395. Cukup mendadak sih terutama bagi yang di luar Pekalongan, undangan fix baru diterima H-1 dari acara.

Malam kamis Pon, 30 Agustus 2017 memang sudah aku rencanakan untuk berada di Pekalongan. Tujuan utamanya ya mudik idul adha sih, tiket sudah kupesan sejak aku belum mengenalmu *eeeaa. Pemenang lomba di Amazing Petungkriyono National Explore 2017 nggak semuanya dari Pekalongan, malah banyakan orang luarnya lho. Termasuk pemenang lomba blog, mba Nunik Utami. Beliau tidak bisa hadir dan akhirnya mendelegasikan aku sebagai pemeran pengganti untuk acara penyerahan hadiah.

Hujan Membuat Perasaanku Bocor

Biasanya nih, kalau ada event gede terlebih yang lokasinya outdoor sudah diupayakan agar tak turun hujan. Entah itu pakai mesin penangkal awan ataupun cara konvensial si pawang hujan, yang penting karpet merah jangan sampai basah apalagi becek. 

Sore itu, aku masih santai menyetrika jarik batik dan mewiru kain yang akan dipakai di malam harinya. Hujan mulai turun, tapi aku nggak mikir aneh-aneh apalagi punya firasat buruk sih. Semua kunikmati saja dengan perasaan positif.

Lepas Isya, aku sudah memarkirkan mobil di samping pendopo kabupaten Pekalongan. Karena banyak jalan yang diblokir, hampir saja kejantananku keluar. Tentu keanggunan kebaya satinku serta kain jarik batik berwiru bakal sirna kalau sampai lompat pagar dan nerabas taman. Meski memutar menembus barikade masyarakat yang memenuhi area kajen expo di alun-alun, sampai juga di depan panggung wayang kulit. 
Inayah di teras rumah dinas bupati

Tak lama kemudian rombongan teman-teman yang berangkat dari hotel tiba dengan bus pemkab. Sebelumnya sudah ada aku, Andika, dan mas Panta yang menunggu di teras pendopo. Wow, semacam reuni lagi dengan mereka. Teman-teman baruku, yang...karena kami menjalani adventure 2 hari langsung akrab semua. Kecuali...satu orang yang ternyata selama ini aku cuekin tanpa sengaja. 
Pemenang lomba apne 2017

Dia yang ternyata pernah mengirimkan pesan pribadi tengah malam sebelum keberangkatanku ke Pekalongan awal Agustus itu. Ngajak ketemuan jam 3 di stasiun Pekalongan, lalu nggak ku follow up.  Tentu bukan mas Rudi Belalang dan Faisol, karena aku ketemu mereka tanpa janjian jam 3.45. Bukan juga Bang Doel dan rombongan Jakarta, sebab kami janjiannya jam 5 an. 

Hujan semakin deras di sekitar lokasi acara memaksa masyarakat tunggang langgang dari area alun-alun mencari tempat berteduh. Aku aman, nggak basah, nggak kena tampias, hangat meski tenda tamu undangan bocor di beberapa bagian. Perasaanku ikut-ikutan bocor, menggenang, dan agak becek untuk dilewati *hah!

Lagu Petungkriyono Enak Buat Joget

Kalau ini bukan acara formal pasti kami sudah menuju depan panggung untuk ikut joget bersama dedek-dedek yang membawakan lagu ‘Petungkriyono’. Nadanya mudah nempel di kepala, pas nulis ini saja masih keingetan kok. Liriknya juga sederhana, musiknya rampak enak buat joget.

Selain lagu ‘Petungkriyono’ ada juga ‘kajen kota santri’ yang lirik reff nya masih kuingat hingga sekarang. 
“Kajen kota santri, Kajen kota santri, kajen kota santri, slalu di hati”
Justru lagu hymne dan mars Pekalongan aku nggak ingat sama sekali. Bagaimana ingat, dengar saja baru sekali malam itu. Duh, malu ya nulisnya secara aku orang asli Pekalongan dari lahir heuheu.

Nih lagunya ada sepotong di vlog aku:

Tukang Tahu Yang Dirindukan

Malam semakin larut, hujan sudah reda. Perut mulai keroncongan, terutama bagi teman-temanku yang berangkat dari hotel. Untung saja sebelum ke pendopo aku sudah makan sate ayam dan cimol di RSUD Kajen.
Hari jadi kabupaten pekalongan ke 395

Kalau sudah duduk di bangku undangan, bukan hal mudah buat keluar mencari makanan ringan. Untung saja ada pedagang asongan, ya namanya juga di Indonesia...jangan khawatir soal lapar mendadak. Tukang tahu hilir mudik, tapi yang tahunya masih bisa dibeli karena belum kehabisan baru di asongan yang ke-3.

Bermodal gorengan dan air mineral, kami bertenaga kembali untuk berbaris di depan panggung penerimaan hadiah. Salaman euy dengan bupati Asip dan wakilnya bu Arini. Jarik batik kutata kembali sebelum maju, pasang senyum paling manis sebab fotografer dimana-mana yeyyeye.
Pemenang apne 2017

Kembang Apinya Adit

Usai penerimaan hadiah, aku dan peserta Apne 2017 yang hadir berkumpul di teras rumah dinas bupati. Wah ternyata, area pendopo sudah penuh oleh masyarakat yang mau menyaksikan wayang kulit dalang Enthus.

Kembang api
Sebelum wayang dimulai, ternyata ada pesta kembang api layaknya tahun baruan. Gegap gempita seperti perasanku malam itu. Scene Adit dan Tita menyaksikan kembang api di film Eiffel Im in Love langsung terjembreng bagai layar tancap. Sisa hujan dan kembang api yang heboh tanpa sengaja membuka ‘hidden file’ dalam hatiku. 

Untuk Kamu Yang Kuabaikan

Barusan saat aku membuka folder foto ‘Apne 2017’ di laptop, langsung terhenyak oleh foto ke-2. Barisan paling atas, kiri. Foto random pada acara pembukaan yang berlangsung di  hotel sahid mandarin. Ternyata ada dia, berpose di belakangku tanpa kukenali dan kupedulikan. Dia yang japriannya kuabaikan malam sebelumnya. 
Aku pasti butuh beberapa hari untuk mencerna segala perasaan campur aduk ini. Rasanya luar biasa sekali. Yang sudah pernah, pasti tahu apa yang aku maksud. Yang belum pernah, tidak akan cukup ruang lagi untuk menuliskannya.
Paragraf di atas terinspirasi dari caption foto Raisa sata siraman. Jika Raisa bahagia seutuhnya, aku sih...sedikit cemas banyak rindunya.

Aku pulang dari pendopo kabupaten Kajen diiringi gamelan dari panggung wayang kulit dalang Enthus. Tak terasa langkahku makin lama makin ringan meski pakai wedges dan jarik yang sempit. Untung saja aku segera sampai di parkiran sebelum bablas melayang.

Tidak ada pengorbanan yang sia-sia, termasuk juga untuk yang korban perasaan.
42 comments on "Sisa hujan dan kembang api di teras rumah bupati"
  1. Uhuk...
    Tau nggak yaaaaa siapa diaaaa hahahaha

    ReplyDelete
  2. *Langsung buka folder foto apne 🤔

    ReplyDelete
  3. Lah endingnya gitu ya bikin sedih main perasaan.
    Acaaranya seru banget teh,
    Namun akan semakin seru kalau si 'dia'nya disebutkan.
    Pasti bakal heboh dunia persilatan

    ReplyDelete
  4. Aku kenapa jadi nggak fokus ke wayang tapi ke "dia yang terabaikan". Hehhehe ....
    Trus entah kenapa membayangkan mba Inna lompat pagar walau pakai kebaya :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. jangan dibayangkan, ngeri hahha. habis pager ada parit ternyata

      Delete
  5. Replies
    1. semoga akan muncul menjadi kisha indah eeaaa

      Delete
  6. Jadi pengen nonton jugaaa.. kapan ya ada wayang an lagi?

    ReplyDelete
  7. Hmmmm jd pas sekarang udah engeh ma si doi, klanjutannya pegimane ni nay hahai
    Fokus ma---> hampir aja kluar kejantananku trus lompat pager pke jarik
    Ini serius nungguin seremonialnya mpe mlm cuma makan cimol n gorengan? Klo aku ga sanggup nay wkkk
    Tp klo ada yg bikin berdebar2 sih semua keadaan jd sweet2 gmn gitu yekaaan

    ReplyDelete
  8. Siapakah yang terabaikan? *ikut penasaran kayak yang lain :D

    ReplyDelete
  9. mantap banget lah, blogger yang satu ini. Dapet penghargaan dari bupati lagi...... Sippppp

    ReplyDelete
  10. Sedikit cemas banyak rindunya apa banyak cemas banyak rindunya wkwk

    ReplyDelete
  11. Tahu banget gimana rasanya nulis panjang, trus hilang. Apalagi kalo tulisan penting yang ada deadlinenya *macam skripsi hwhw. Tapi pas tahu Agustinus Wibowo nulis ulang Titik Nol lebih dari 25 kali, aku ngerasa gak ada apa-apanya haha.

    Btw, kain kebayanyanya bagus. *kebayang dipake pose ala-ala di tebing hwhwhw

    omnduut.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. woow aku baru tahu dia nulis ampe 25x. emang tu buku keren banget kok, merasa lagi diajak jalan beneran

      Delete
  12. Si dia ada dipajang di sini ya mbak? *ikutan kepo*

    ReplyDelete
  13. catatannyaaaaa... aku aminkaaan hehehe. Acaranya seru banget yaaa...dari subuh ke subuh hehehe. Setuju sama OmNduut..suka kainnya :)

    ReplyDelete
  14. pasti lebih cakep kalau draft yg ilang itu yg dicopas, lebih kerasa bapernya nay hehe
    cakeup tuh pake kebaya btw lo

    ReplyDelete
  15. Meski ga ada disana. Saya turut merasakan meriahnya acara kala itu
    Kerinduan yg menggantung di Pekalongan :D

    ReplyDelete
  16. wah, aku menikmati dari awal sampe akhir, baru pertama baca jombl love story nya Inay, seru jg, hehe. Dan, penasaran, siapa yaaa si dia yg diabaikan itu, halah :D

    ReplyDelete
  17. Wah, ini ada pewayangan juga ya? Acaranya setiap 1 tahun sekali kah?

    Visit blog saya juga di Heriand.com ya :)

    ReplyDelete
  18. ea endingnya pake caption Raisa :D syukurlah acaranya berjalan dengan lancar.

    ReplyDelete
  19. Pertanyaan:
    1. Dia siapa ya? Biasanya sih investigasiku cepet wkwkwkwk.
    2. Lho undangan nggak dapat dus-dusan ya?
    3. Ki Enthus masih saru?
    Sebaiknya yg merasa menjadi korban perasaan lapor kepada yg berwajib hihihiii

    ReplyDelete
    Replies
    1. coba tebak mba siapa dia hahaha.

      gda dus dusan sama sekali. kasihan yang jauh sih, mungkin berangkat dari sore.

      Delete

Terima kasih sudah berkunjung.
Komentar berisi LINK HIDUP akan DIHAPUS.

^^ @Innnayah

Auto Post Signature

Auto Post  Signature