Pengalaman Tes S2 di President University (update 2020)

March 09, 2020


Bagiku privilege bukan hanya soal uang, namun juga kesempatan. Waktu luang, kondisi geografis, maupun lingkungan yang mendukung. Keinginanku untuk lanjut S2 sudah ada sejak masih S1, tapi langkah nyatanya baru sekitar 2 tahun lalu. Sempat mencari info LPDP, mau nyoba kelas SBM ITB di Bandung, eh malah jadinya tes S2 di president university. Mana itu? Silakan googling, mungkin kalian akan menemukan artikel-artikel mengenai kampus swasta termahal di Indonesia, hhhehe.


Keinginan yang tertunda

Aku sudah mengazamkan dalam diri, bahwa harus S2. Waktu itu dalam perjalanan ke Senayan city buat arisan, sempat ngobrol-ngobrol sama Zainal. Jaman itu dia baru akan memulai SBM ITB nya tiap weekend. Kondisi memang mengharuskanku untuk lulus S1 langsung kerja. Kalau mau S2 ya sebisa mungkin sambil kerja dan nggak memberatkan cashflow.

Upaya pencarian beasiswa termasuk LPDP lalu kulakukan. Foldernya masih ada tuh, ahahha berisi aneka dokumen untuk pendaftaran. Di saat keseriusanku memuncak, kesempatan dari kantor datang. Aku akan diberi beasiswa kuliah S2 di sebuah PTN nggak jauh dari tempat kerja. Oke, aku close dong itu LPDP.

Tahun berganti, beasiswa S2 tersebut tak kunjung ada kabarnya. Aku malah diminta untuk mengumpulkan dokumen guna kesiapan keberangkatan ke Sydney. Wowow!!! Iya, aku terpilih buat ikut short course di TAFE NSW Sydney. Beasiswa tak terduga ke Sydney dari Australia Award. Aku nggak hanya merasakan bangku kuliah di sana tapi juga merasakan kehidupan mewah di pusat kota Sydney. Kebaikan apa ya yang kulakukan di kehidupan sebelumnya? Ah, mungkin doa tulus orang-orang yang menyayangiku. 


Program Study S2 di President University

Akibat dari kehidupan di Sydney yang teratur, tak membuang waktu, aku semakin semangat ketika balik ke tanah air. Semangat buat belajar apa saja. Aku sempat kursus biola, renang, bahasa Inggris, video editing, dan sekarang lagi jalanin kursus terpadu perpajakan.

Keinginanku buat S2 masih menyala. Setelah melakukan berbagai survey, aku memilih president university. Seperti yang aku bilang di atas, bahwa privilege nggak hanya soal uang. Bisa saja aku ambil S2 di IPB, tempatku kuliah S1. Mungkin lebih murah, tapi secara geografis jauh. Begitupun UI, UGM dan ITB, kalau kerjanya di Jakarta sih ngga masalah.

Alasan geografis itu yang utama bikin aku memilih S2 si President University. Kampusnya terletak diantara kantor dan tempat tinggalku. Jadi bisa banget aku pulang kantor langsung ngampus. Ibarat kata mah tinggal ngesot.

Kebetulan tahun ini President University membuka program study baru untuk S2 yaitu magister management technology. Sebelumnya hanya magister management information technology atau MMIT. Tentunya biar nyambung dengan S1 aku dan kerjaanku sih aku prefer MMTech.

Tes Seleksi President University

Meskipun kampusnya setiap hari kulewatin, ketika hari tes itulah pertama kalinya aku masuk. Woow tenyata parkirnya mbayar ahahha. Tentu beda sih hawanya dengan kampus negeri. Sebelum tes aku sudah mendaftar secara online dan nanya-nanya by whatsap dengan contact person yang tersedia.

Loh kok rame dan banyak dedek-dedek? Aku masuk ruangan yang luas gitu, bareng sama seleksi beasiswa S1 dan seleksi masuk kelas ekstensi (kelas malam). Sepertinya cuma aku yang mau tes S2 deh. Tapi kan aku masih terlihat selayaknya anak SMA ya. Ehhee.

Aku benar-benar nggak seperti mereka yang lengkap bawa alat tes. Pensil saja minjam ke panitia, haeduh. Kirain tes-nya online gitu lah seperti mau masuk bimbel semacam EF. Pulpen mah aku bawa, penghapus juga, tapi tidak dengan pensil 2B. Harus bulet-buletin lembar jawab komputer.

Oke soal tesnya ternyata sama dengan S1. Dalam buku soal, bagian pertama adalah tes wawasan umum. Kalau nggak salah sih ada 20 soal. Bagian ke-2 adalah tes matematika dan fisika, ada 60 soal. Bagian ke-3 tes bahasa Inggris 40 soal. Oiya semua soalnya pakai bahasa Inggris ya. Jadi, tadi wawasan umum dan matematika juga in English. Tes Bahasa Inggrisnya tentu pakai bahasa Inggris ahhaha.

Nggak ada soal speaking, listening, atau wawancara psikotes. Iya, kukira ada soal psikotes gitu kayak ngelamar kerja, ternyata tidak. Kalau kalian biasa ngerjain latihan soal SPMB, soal seleksi di President University pasti bisa dengan mudah.

Nggak sampai 2 jam aku kelar ngerjain. Ya ngapain dipikir terlalu dalam sih, kecuali ini tes STAN ya aku harus benar semua ahahhaa. Btw aku S1 masuk dari jalur PMDK jadi nggak ngerasain tes SPMB yang try outnya saja ga pernah lulus itu.

Tapi saranku kalau buat adek-adek S1 yang ada imbalan beasiswa mah dikerjain bener-bener. Makin banyak benernya makin banyak beasiswanya kan? Tapi ini kampus swasta, aku nggak tahu juga sistemnya apakah semudah itu dari hasil tes semata.

Biaya S2 di president university

Kurang lebih 2 hari setelah tes, aku dikirimi LOA (letter of acceptance) beserta rincian biaya. Jadi, untuk S2 itu ada kelas weekend dan weekdays. Aku ambil weekdays biar murah ahhaha. Lagian kan sekalian capeknya dari kantor gitu, weekend bisa diisi dengan kegiatan lain. Weekend full sabtu dari pagi sampai sore. Alamak bisa-bisa aku nggak traveling nanti. Kalau weekdays dari 18.30 sampai 21.00 senin-kamis. Yay! (Tapi pada kenyataanya kuliah sampai jumat malam).

Total biaya untuk 3 semester (program hanya 1 tahun) adalah 70 juta rupiah. Mahal? iya, makanya harus serius kuliahnya.

Mungkin terlihat gede, tapi kalau dibanding kelas malam S1 mah belum ada apa-apanya lho. Lagian, aku nggak ngeluarin lagi ongkos transportasi sebab sekali jalan dari dan ke kantor. Semoga aku dapat beasiswa entah dari kantor ataupun pihak ke-3.


Kehidupan mahasiswa di President University

Saat tulisan ini dibuat aku belum mulai kuliah. Tapi karena tinggal di sekitaran kampus, aku paham lah ya kehidupan mahasiswa President. Jauh sama IPB lah tentunya. Kampus President University itu di kawasan Jababeka, kawasan industri Cikarang tetangganya Meikarta.

Di sini fasilitasnya lengkap, dan kalau ada yang bilang gaya hidup mahasiswanya elit sih aku aminin. Aku tinggal sekomplek dimana banyak mahasiswa President ngekos. Ya gitu deh, bermobil adalah hal biasa. Nggak semua, tapi rata-rata kayak gitu.

Setelah tes aku sempat keliling kampus, lihat ke kelas-kelasnya dan kantin. Kalau kata temenku yang ambil kelas ekstensi sih makan nasgor di kantin presiden setara dengan nasgor Solaria. Hmm,,,tapi yang paling bikin aku shock adalah parkir yang harus bayar. Jadi, nggak ada ceritanya lama-lama ngerjain tugas di kampus kayak jaman IPB.

Sebagai orang yang sekolah dan kuliah di institusi negeri sebelumnya, aku cukup excited ahahha pengen rasain kuliah di swasta. Mohon doanya ya, semoga lancar segala urusan dan ilmuku bisa bermanfaat. Aku ambil S2 bukan untuk mengejar gelar semata, tolong distabilo pernyataan ini!
19 comments on "Pengalaman Tes S2 di President University (update 2020)"
  1. hallo ka. untuk biaya keseluruhan sampai lulus 70jt atau lebih ya?

    ReplyDelete
  2. Wah, mantap banget storynya kak, good luck ya kak, salam kenal saya Hendrika dari kelas malam President University faculty of Industrial Engineering, Sebelumnya saya ucapkan selamat bergabung di keluarga besar President University.

    Mengenai parkir, emang betul disini gk ada parkir gratis kak, tetapi ada opsi member dengan membayar 50k per bulan untuk motor, 75k untuk mobil. Dari pada perhari lebih hemat perbulan.

    Nah dimasa pandemi ini, saya sudah 2 semester kak belajar online, gimana nih dengan kabar mahasiswa S2 ? Apakah belajar online juga kak ? ����

    Di President University ini termasuk kampus yang ngebut kak, karena 1 semester itu cuma 4 bulan, jadi jika dianalogikan kerja keras, KK selama kuliah kerja extra kerasnya cuma 1 tahun aja, beda dengan kampus lain yang menerapkan S2 bahkan bisa sampai 2 Tahun.

    Nice story and very inspiration.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai kak, iya semenjak pandemi S2 juga online full

      Delete
  3. Akreditasinya apa ya kak?

    ReplyDelete
  4. Anakku dapat fullscholarship S1 prodi EE (Electrical Eng), feb kemarin selesai, dan dapat lagi beasiswa S2 di MJIIT (Mal-Japan) tapi gegara pandemi tertunda gak jelas. Untungnya PresUniv juga kasih lagi beasiswa S2 nya 80%, jadi cukup bayar 20% dibagi 12 bulan. (dapat bayar bulanan aja). Syukur kepada-NYA... 😊

    ReplyDelete
  5. Mau tanya kak emngnya kakak kerja dimana?

    ReplyDelete
  6. Gugi Firmansyah4 August 2021 at 13:54

    Cerita yg bagus, mba.

    ReplyDelete
  7. Soal2 tesnya seperti apa kak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. pengetahuan dasar aja kok, tp pakai basa Inggris

      Delete
  8. Ka mau tanya untuk konsentrasinya yg di mm-it ini apa saja ka?

    ReplyDelete
  9. Halo kak mau tanya, apakah untuk S2 di presuniv ada jalur beasiswanya?

    ReplyDelete
  10. Gimana kak kul sambil kerja??
    Byk gk tugasnya sampe begadang gk?
    Haha

    ReplyDelete
    Replies
    1. itu sih soal time management aja kaka...tugas banyak tp bisa dihandle kok

      Delete
  11. Hallo ka... untuk biaya keseluruhan itu sistem bayarnya gimana? Persemester atau harus lunas semua. Mohon sharing pengalamanya.. thanks

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung.
Komentar berisi LINK HIDUP akan DIHAPUS.

^^ @Innnayah

Auto Post Signature

Auto Post  Signature