Panduan Isoman Untuk Gejala Ringan Covid

July 11, 2021

Panduan Isoman Untuk Gejala Ringan Covid

Nggak nyangka bakal nulisin ini di blog. Perlu waktu untuk menerima bahwa saya positif covid-19 dengan gejala ringan. Saat menuliskan ini saya sudah dinyatakan negatif melalui 2x PCR test. Alhamdulillah kini telah pulih dan merasa punya spirit baru dalam hidup. Semoga tulisan ini bisa menguatkan dan membantu orang-orang yang sedang bingung apa yang harus disiapkan ketika harus isoman dengan gejala ringan.


Gejala Awal Covid -19

Tertular dari siapa? kok bisa? kan sudah vaksin? 


Tolong jangan tanyakan itu, yang dibutuhkan adalah support. Kondisi kayak sekarang sudah nggak tahu lagi itu virus datang dai mana atau dari siapa. 


Pada hari Kamis tanggal 17 Juni 2021, saya ada tugas untuk memotret beberapa lokasi. Pagi itu gerimis, saya jalankan tugas dengan riang gembira. Kondisi pandemic saat itu mulai kolaps, banyak banget teman-teman yang tiba-tiba dinyatakan positif covid.


Selasa, 22 Juni 2021 saya ada jadwal mengajar di pagi hari. Kelasnya lumayan padat isinya, saya sudah bertekad selama ngajar harus prokes ketat. Selesai ngajar, saya masuk ke ruang meeting. Ada meeting offline, tapi ruangannya lumayan luas dan pintunya dibuka. Kami semua bermasker dan berjauhan. Ketika di meeting itu saya sudah merasa tidak enak badan. Batuk-batuk kering padahal tidak habis makan pedas. Saya jadi teringat mungkin saya alergi kopi yang kemarin saya minum. Beberapa merek kopi memang berefek batuk hingga radang untuk saya.


Rabu, 23 Juni 2021 batuk dan demam saya semakin parah. Di jam kerja sih aman ya, tapi menjelang sore dan malam hari demam saya naik bahkan hingga 37 (ini sudah tidak nyaman). Badan pegal-pegal parah. Meski di kantor saya ada fasilitas tes antigen, tapi saya memutuskan untuk memanggil homecare service malam harinya ke rumah. Sayangnya, karena kondisi masyarakat lagi parah-parahnya si homecare tidak bisa datang sesuai jadwal.


Kamis, 24 Juni 2021 demam saya mereda di pagi hari. Batuknya yang keterlaluan sih. Siang hari saya masih melakukan meeting hingga sore. Janji bertemu homecare diundur hingga esok harinya. Saya sudah bertekad jumat akan ijin sakit saja karena batuk yang parah.


 

Panduan Isoman Untuk Gejala Ringan Covid

Jumat, 25 Juni 2021 pagi hari saya ke rumah sakit untuk bertemu dokter umum. Saya masih yakin kalau batuk dan demam saya karena alergi semata. Ketika sampai ruang praktik dokter umum, saya dicek dengan saksama. Dokter langsung menyarankan saya tes antigen. Spesial sekali yang melakukan tes antigen adalah dokternya langsung, bukan petugas lab. Karena saya bilang “serem dok antreannya rame kalau di lab”.


Saat itu juga air mata saya keluar. Antara sakit habis kena sodokan alat swab, juga karena nggak terima saya positif antigen. Saya diberi rujukan untuk Swab PCR keesokan harinya sekaligus tes darah serologi dan rontgen torax.


Dokter meresepkan vitamin C, D, E, obat demam, obat batuk, dan antivirus. Saya pulang dan langsung isoman. Kebutuhan sayur, buah, lauk, sudah aman karena beli online. Tinggal menata hati untuk tes PCR saja. Oiya karena antigen saya positif, saya tidak jadi memanggil homecare.


Panduan Isoman Untuk Gejala Ringan Covid


Sabtu, 26 Juni 2021 saya menjalani tes PCR-serologi-dan rontgen torax. Hasilnya didapat saya memang positif covid dengan CT 21 (lumayan kecil nih). Nah, kalau paru-paru alhamdulillah masih bagus. Ada kabut di pojok kanan bawah.


Persiapan Isoman

Ketika sudah positif covid, apa saja yang saya lakukan?

Panduan Isoman Untuk Gejala Ringan Covid


Karena saya tinggal sendiri, nggak begitu ribet sih.

  1. Lapor tempat kerja, ini penting sebab akan dipantau setiap hari dan didaftarkan untuk test PCR lanjutan ketika isoman selesai maupun mendapat layanan telemedicine. Selain juga untuk kebutuhan kontak tracing saya bertemu siapa saja.
  2. Mengabari support system, bisa sahabat atau teman. Hari-hari awal covid itu berat di psikologi sumpaaah. Kebetulan saya punya sababat-sahabat nakes, juga punya sahabat-sahabat yang pernah atau bahkan sedang sama-sama berjuang sembuh dari covid.
  3. Menyiapkan thermometer, oximeter, handsanitizer, desinfektan.
  4. Membersihkan ruangan agar nyaman untuk Isoman
  5. Mempersiapkan logistic asupan makanan, bahan mentah maupun matang.
  6. Vitamin dan obat-obatan (ini dari dokter saja).

Isoman Sebaiknya Ngapain?

Nggak usah maksa musti melakukan sesuatu yang WOWWW dulu. Kita manusia, bukan cyborg. Hari-hari awal Isoman saya malah begadang karena ada deadline editan video (jangan ditiru). Percaya atau engga, saya mau test PCR saja masih ngedit di rumah sakit. 

Rutinitas yang perlu dilakukan:

  1. Mandi, ini penting banget meski nggak ketemu siapa-siapa
  2. Berjemur, wow rasanya enak banget dan kayak ngasih spirit gitu kalau habis berjemur
  3. Cuci hidung, ini bisa kamu cari tutorialnya ya. Saya cuci hidung memakai air infus karena mengandung NaCl sesuai anjuran dokter.
  4. Beribadah, nah ini tolong banget kalau kita manusia ya. Penting, karena nggak tahu kan sampai kapan dikasih nyawa sama Tuhan.
  5. Berkomunikasi dan mengabari support system.

Panduan Isoman Untuk Gejala Ringan Covid


Anosmia (Hilang penciuman)

Minggu sore, 27 Juni 2021 adalah hari ke-6 sejak gejala pertama muncul. Saat itu usai mandi, saya merebus jamu empon-empon. Ketika saya hirup, saya tidak merasakan aroma rempah apa-apa. Lalu saya menyobek bumbu indomie kari ayam, TIDAK ADA BAUNYA. Saya mencium kopi TIDAK ADA BAUNYA. Saya mencium parfum TIDAK ADA BAUNYA.

Panduan Isoman Untuk Gejala Ringan Covid


Itulah titik terdown saya, benar-benar menyangkal SAYA NGGAK MAU KENA COVID. Padahal hasil tes jelas-jelas positif. Hal pertama yang saya lakukan untuk menenangkan diri adalah mengontak support system yang pernah ngalami itu semua. Saya dikuatkan dari banyak orang, dikasih tips juga termasuk soal cuci hidung. 

Panduan Isoman Untuk Gejala Ringan Covid


Oiya hal lain yang saya lakukan adalah makan bawang tunggal, digerus campur kimchi jadi lauk hehee. Ini pengobatan tradisional, sebenarnya nggak semua orang bisa nyoba. Kalau kamu punya asam lambung sensitif, hati-hati yah.

Panduan Isoman Untuk Gejala Ringan Covid


Dari hari minggu hingga Kamis 1 Juli 2021 saya kehilangan penciuman (5 hari). Ya, perlahan-lahan muncul sih. Jumat siang, usai test PCR ke-2 saya semakin yakin penciuman saya sudah kembali dan mulai gila-gilaan laper terus. Hahaha akhirnya bisa merasakan mecin-mecin dalam indomie lagi.


Negatif PCR

Pada hari ke-11 sejak gejala awal, saya PCR lagi yaitu pada Jumat 2 Juli 2021. Hasil PCR ke-2 saya keluar pada hari Sabtu siang, alhamdulillah sudah negatif. Tapi harus PCR 1X lagi untuk validasi. Akhirnya, pada Senin 5 Juli 2021 saya kembali PCR yang hasilnya negatif. Tes antibody saya menunjukan reaktif, artinya sudah kebentuk ya. Masih ada sedikit batuk, tapi bisa dihandle.


Beban psikologis yang dirasakan pasien covid itu nyata adanya, bukan karena takut atau gimana ya tapi karena beban sosial sih. Aduh saya kotor, saya ngga bebas ketemu orang, saya ngga bebas gerak. Kayak gituuu! Karena kalau saya mau egois ya bebas aja wong saya nggak ada gejala dan bugar. Tapi kan, takut nularin orang. Di situlah kita punya kekuatan untuk segera sembuh.


Untuk yang membaca ini dan sedang positif covid, kamu pasti akan segera melalui ini dengan baik. Untuk yang Sudah sembuh, semoga kita tidak menjadi sombong dan menyepelekan ya setelah ini.

5 comments on " Panduan Isoman Untuk Gejala Ringan Covid"
  1. tulisan yang membuat saya semangat disaat saat isolasi mandiri dirumah sekarang.
    bulan mei pertengahan saya tiba tiba batuk setelah pulanng kantor, awalnya saya diemin palingan karena memang keseringan beli es es. beberapa hari ga reda, pergi ke dokter, lahh sampe berhari hari juga batuk ga reda-reda, ini aneh buat aku. palingan kalau batuk sembuh 3 harian.
    obat habis balik lagi ke dokter, bisa jadi mungkin ada 4 - 5kalian bolak balik ke dokter.
    akhir juni iseng cium parfum kok ga terasa, makin ketir ketir, aku diemin dulu karena tiba tiba muncul pilek dan mungkin efek sering minum es.

    terus pas masuk kantor, bos katanya positif dan kantor langsung lockdown, saat itu indra penciuman belum kembali normal, saya kepikiran swab antigen dulu dan ternyata positif
    shock pastinya dan sekarang sudah 2 minggu masih positif
    vitamin, obatan alami rutin dilakukan
    semoga segera membaik juga

    ReplyDelete
    Replies
    1. ayo kak semangattt...ini semua akan segera kakak lewati dengan bahagia,,,

      Delete
  2. ini yang sedang dialami Ibu saya, keadaannya makin drop karena susah buat makan (tidak bisa mencium bau dan merasakan makanan), harus di infus segala. Disitulah peran Support System lah yang paling penting.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terlebih jika sudah sepuh, maka peran kita sebagai anak-anak adalah support terbaik.

      Delete
  3. Bulan Juli lalu sepertinya benar-benar menjadi puncak gelombang kedua ya. Saya juga positif sekeluarga. Support system memang penting. Alhamdulillah saya memperoleh bantuan pinjaman oksigen concentrator dan ada relawan yang datang ke rumah.

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung.
Komentar berisi LINK HIDUP akan DIHAPUS.

^^ @Innnayah

Auto Post Signature

Auto Post  Signature