Minat belajar orang Indonesia itu tinggi banget ya ternyata. Buktinya kelas online pakai zoom, google meet, dan sejenisnya makin ramai sejak pandemic covid 19. Nah, yang baru nih ada Clubhouse. Social media yang basisnya audio chat. Cocok lah ya sama masyarakat kita yang suka ngumpul-ngumpul di pos ronda, warung, atau manapun buat bahas hal sepele hingga geopolitik negara. Saya bergabung di clubhouse pada senin 15 Februari 2021 pukul 18.59 Wib. Rada kaget sih pas masuk, karena isinya pada hari itu masih para public figure.
1. Didirikan 2 orang
Aplikasi sosial media ini dikembangkan oleh pengusaha
Silicon Valley, Paul Davison dan mantan pegawai Google, Rohan Seth. Clubhouse yang
ramai di Indonesia mulai week ke-2 Februari 2021, sebenarnya telah diluncurkan
sejak 2020. Tetapi jadi perhatian baru-baru ini karena kemunculan Elon Musk,
CEO Tesla dan SpaceX dalam aplikasi Clubhouse.
Saya sendiri tahu Clubhouse gara-gara berita dari Bloomberg yang
muncul di Instagram ads. Lalu saya install, menunggu di waiting room. Eh,
beberapa jam kemudian seseorang mengundang saya ke clubhouse yang masih sepi. Krik-krik,
bahkan Raditya Dika dan Reza Arap aja belum masuk. Hihihih (tapi folowers
mereka sekarang jauuuhhhh lah sama saya).
2. Masih versi beta
Developer aplikasi Clubhouse bilang sih, kalau kaget dengan
respon yang rame banget. Nah, mereka masih menyelesaikan tahap beta aplikasi,
sehingga pada akhirnya mereka dapat "membuka Clubhouse ke seluruh
dunia". Memastikan aturan, standar keamanan, dan lain sebagainya.
3. Baru tersedia di iphone
Clubhouse saat ini hanya tersedia untuk pengguna iPhone.
Namun, CEO Clubhouse mengatakan, aplikasi tersebut pada akhirnya akan terbuka
untuk semua orang, termasuk pengguna Android. Sabar yaaah.
4. Tanpa teks dan video
Kebiasaan kita nih kalau meeting conference matiin videonya yak
an? Hehehe. Kurang lebih gitu sih jatohnya. Mirip kita ikutan kelas zoom tapi
mute mic dan matiin video. Fokusnya sama pembicaraan. Tapi di clubhouse kita
gabisa chat, kalau mau ikutan ngomong musti raise hand dan nunggu dipersilakan
sama moderator. Clubhouse berbasis obrolan audio (audio chat), seperti
bincang-bincang radio gitulah. Kalau podcast kan kita pendengar gabisa ikutan
ngomong ya. Nah ini bisa.
Sebenarnya twitter juga sudah ngenalin tweet pakai suara
kan? Tapi kok kayaknya sepi-sepi aja ya ahhaa. Padahal ya sudah lumayan lama. Mungkin
clubhouse menarik karena masih sepi sih. Engga begitu ruwet dan cepat banget
jalan timelinya.
5. Harus diinvite dari dalam clubhouse
Untuk bisa main clubhouse, pengguna yang sudah ada di dalam
clubhouse harus mengirim undangan dari aplikasi mereka untuk memberi kamu akses
untuk membuat akun. Jika kamu diundang, kamu akan melihat link yang dikirim ke
nomor hapemu. Jatah bisa ngundang orangnya cuma 2x ya.
Kasusnya gini: misal kita menyimpan nomor hape si A, nah
kita sudah masuk duluan di clubhouse. Ketika si A itu register di clubhouse,
dia akan tertahan di waiting room kan? Nah, kita dapat notif kalau salah satu
kontak di hape kita ada di waiting list, kita bisa bolehin dia masuk. Paham kan?
Hehee
Seseorang masih dapat mengunduh aplikasi dan dapat
memasukkan nama mereka dalam daftar tunggu, tetapi tidak ada jaminan bahwa
mereka akan segera mendapatkan akun dengan cara itu.
6. Beragam topik obrolan
Clubhouse ini macam quora, kalau kamu tahu. Jadi di
timelinenya isinya room-room orang bahas sesuatu dan kita bisa join. Room yang
muncul di timeline adalah room yang trending, room yang sesuai minat kita (pas
kita registrasi disuruh ngisi minatnay di bidang apa), juga room yang ada di
teman kita lagi jadi pembicara di sana.
7. Menciptakan Fomo baru
Masalahnya, clubhouse ini engga kayak podcast yang bisa kita dengerin kapan-kapan pas senggang. Gabisa disimpen. Kalau sudah kelewat ya udah, entah tadi room itu bahas apaan. Seperti panggilan telepon, setelah percakapan selesai, ruangan ditutup.
8. Peluang monetize
Nah saya mikirnya nanti orang tuh masuk room engga gratis. Kelas-kelas
yang selama ini pakai zoom bisa beralih ke clubhouse. Secara bandwith lebih
ringan banget dibanding zoom dan sejenisnya. Sekarangpun room di clubhouse ada
yang public ada yang private, jadi ya bisa dicuanin sih tetep sama orang
Indonesia.
Itu sah-sah saja sih, yang horror kalau misal muncul room
yang melanggar hukum serta aturan yang ada. Misal konten 17+, konten buat ghibah,
buat permufakatan jahat dan lain sebagainya. Sejauh ini selama seminggu pakai
sih belum melihat ke-alay an di clubhouse. Bahkan hal receh aja belum, isinya
masih serius kayak quora.
So, gimana sudah follow @innnayah belum di clubhouse?
GUNAKAN SOSIAL MEDIA SECARA BIJAK!
Thanks postingnya gue jadi tahu apatuh clubhouse hehehe secara belakangn sering baca twit di timeline sebut2 clubhouse tp guenya ga ngeh. Salam kenal.
ReplyDeletehehhe iya nih, orang-orang lagi semangat banget
DeleteWah aku baru tahu nih, pengin nyoba tapi aku gak punya iphone, jadinya ya paling nunggu rilis ke android juga deh hehe
ReplyDeletehehe iya kak semoga segera global ya...
DeleteSaya tergelitik dengan kalimat ini "bisa dicuanin sih tetep sama orang Indonesia." wkwwkk pancen tah. di tangan orang indo semua bisa jadi cuan :D
ReplyDeletesemua socmed jadi lapak jualan
Delete