Review Buku Sapiens Yuval Noah Harari (Baca Syahadat Ulang)

May 18, 2020
Review Buku Sapiens
Image source: http://kmagz.com/
Awas jadi atheis kalau baca buku ini. Ngga berlebihan ya kurasa, apalagi kalau yang terbiasa baca novel ringan. Sapiens, buku tulisan  Yuval Noah Harari ini bergenre sains sejarah. Dua hal yang aku suka. Mind blowing sih, bukan lagi melihat sejarah dari helikopter namun pandangan pesawat luar angkasa. Pembaca diajak berpikir secara global, objektif, masif.

Identitas Buku

Judul: Sapiens, A brief history of humankind
Judul Terjemahan: Sapiens, Sejarah ringkas umat manusia dari zaman batu hingga perkiraan kepunahannya
Penulis: Yuval Noah Harari
Tahun terbit: 2011, terjemah Indonesia 2017
Penerbit: Alvabet
Jumlah halaman: 500


Penulis Ahli Sejarah Militer

Selain membaca sinopsis di belakang buku, aku biasanya juga membaca profil penulis. Harari masih asing bagiku. Wow ternyata dia ahli sejarah militer lulusan Oxford 2002. Kelahiran Israel dan kini menjadi dosen sejarah di Universitas Ibrani Yerusalem.

Komentar Orang Penting

Aku tahu buku ini dari instagram. Banyak yang share dan katanya bagus. Ketika versi cetaknya sampai di tangan, ternyata banyak tokoh dunia telah membaca dan memberikan komentar terhadap Sapiens. Tentu saja aku semakin tertarik dong.

Review Sapiens

Buku yang setebal novel Harry Potter ini kukira akan selesai dalam berbulan-bulan. Atau malah teronggok di pojokan karena aku nyerah. Ternyata, sekali buka rasanya pensaran terus ingin segera ditamatkan.

Ada 4 bagian yang terpecah dalam 20 bab. Bagian menunjukan garis waktu lompatan perkembangan Sapiens. Ya, fokusnya adalah spesies Homo Sapiens.


Revolusi Kognitif

Revolusi kognitif, nama bagian satu. Bagian pertama ini menjelaskan kepada pembaca bagaimana awal mula manusia. Tolong lupakan dulu teori di Al-qur'an atau Injil ya. Buka pikiran kita, ahahaha.
Kehidupan manusia purba, homo sapiens di kala itu yang masih mirip kera. Homo sapiens memiliki catatan di antara semua organisme atas ulahnya mendorong sebagian besar spesies tumbuhan dan binatang menuju kepunahan.

Revolusi Agrikultur

Kita diajak masuk ke era dimana Homo Sapiend mulai mengenal dunia pertanian. Bukan lagi berburu. Piramida mulai dibangun, begitupun dengan stonehenge. Tapi, di sini Sapiens mulai mencemaskan masa depan.

Mulai ada keinginan menciptakan tatanan yang diimajinasikan.
Lingkaran setan tentang ras. Dimana kulit hitam diperlalukan diskriminatif lalu menciptakan kemiskinan, dan seterusnya.

Penyatuan Manusia

Dari sini kita sudah masuk era jaman sejarah. Di bab ini aku tertarik dengan sejarah munculnya uang dan perbankan. Harari menjelaskan dengan contoh mudah dan mencerahkan awam sepertiku.
Dan yang tak kalah seru adalah tentang munculnya agama. Apakah agama bisa dimatikan oleh Harari? Kurasa Sapiens bisa mulai membunuh pelan-pelan agama dari pikiran kita. Makanya sambil istighfar ya baca Sapiens, hehe.

Revolusi Saintifik

Ignoramus, bukan nama sihir Harry Potter. Ini istilah untuk pengakuan ketidaktahuan. Homo Sapiens mulai sadar akan ini. Menarik sih bagaimana sains dan Imperium kawin. Apakah James Cook dan Columbus berjalan keliling dunia sesederhana di buku sejarah sekolah? Oh tidak.

Oiya, Indonesia disebut berkali-kali di bab ini. Bukan tentang makam Hitler yang katanya di sini, tapi tentang awal mula VOC mencapai Indonesia. Selama ini akutahunya VOC datang. Sudah begitu saja. Tidak tahu pandangam globalnya dan apa hubunganya dalam konstelasi imperium Eropa dan dunia.
Penemuan mesin uap, listrik, hingga mesiu. Harari mampu mengaitkan juga dengan variabel-variabel lain secara objektif.

Tamatnya Homo Sapiens, mengerikan bahwa spesies kita bisa musnah. Manusa memang pembuat kerusakan. Memunahkan homo neandertal lalu sekarang ingin membangkitkannya lagi. Pembaca disadarkan bahwa seolah Tuhan itu mitos belaka. Tidak ada kekuatan supernatural yang menciptakan makhluk hidup. Semua bisa dijelaskan dengan sains. Lalu apa peran Tuhan?

Pencarian Kebahagiaan

Aku pernah membaca bukunya Eric Weiner yang the gography of bliss dan the grgraphy of faith. Lalu kemarin baru selesai baca buku Ikigai. Meski ditulis 3 orang yang berbeda, mereka punya satu kesatuan pendapat.

Uang memang bisa menyatukan dunia ketika politik dan agama gagal melakukannya. Tapi nilai kebahagiaan bukan dari faktor eksternal seperti itu. Letak kebahagiaan adalah dalam diri Homo Sapiens. Bagaimana segala aktivitas dapat menghadirkan proses-proses biokimia lalu menimbulkan kebahagiaan.

Rate Sapiens

4 dari 5

Quotes Sapiens

"Apakah ada sesuatu yang lebih berbahaya ketimbang tuhan-tuhan yang tidak puas dan tidak bertanggung jawab yang tidak tahu apa yang mereka inginkan?"


Post Comment
Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung.
Komentar berisi LINK HIDUP akan DIHAPUS.

^^ @Innnayah

Auto Post Signature

Auto Post  Signature