Review Proof of Heaven

December 27, 2013

Near death experience (NDE) atau yang akrab disebut mati suri sebelumnya hanyalah hal spiritualis. Tapi jika NED dialami seorang ilmuwan, dokter ahli bedah syaraf, tentu akan berbeda. 
Judul: Proof of Heaven
Author: Eben Alexander, M.D.
Originally published by Simon & Schuster, Inc.
Penerbit: Bentang Pustaka

Sebagai seorang ahli bedah, Eben Alexander belajar untuk lebih memercayai dunia medis dengan segala rasionalitasnya. Meskipun sering berhadapan dengan hidup-mati seseorang, Eben selalu abai ketika para pasiennya yang selamat, menceritakan "petualangan" mereka ke alam baka. Sama seperti dokter dan ilmuwan yang lainnya, ia memilih percaya bahwa petualangan itu hanya khayalan belaka. Hingga pada suatu malam, hidup Eben tiba-tiba berubah. Otaknya, bagian paling luar biasa dari tubuh manusia terserang penyakit yang paling mematikan. Bagian otak yang bertugas untuk berpikir dan mengatur emosi, kehilangan fungsinya. Eben mengalami koma selama 7 hari. Dan dalam 7 hari tersebut, Eben memulai petualangan luar biasa di alam baka. Petualangan yang memutarbalikkan kepercayaanya terhadap ilmu medis dan menyeretnya kembali ke berbagai ingatan masa lalu. 
Buku yang masuk genre non fiksi inspirasi ini habis saya baca hanya dalam beberapa jam. Dan selama membaca itu saya tertidur, dan "ereup-ereup" mimpi atau apalah namanya dimana badan susah digerakan. Haha..saya terbawa bacaan saya. Penulisnya, Eben Alexander, M.D. merupakan ahli bedah saraf profesional selama 25 tahun terakhir, termasuk 15 tahun pengalamannya di Brigham & women's and the Children's Hospital dan Harvard Medical School di Boston. Buku ini sesuai dengan keterangan di sampulnya "kontroversial tentang akhirat & Tuhan".
Saya sebenarnya tidak suka baca buku terjemahan, kadang kalimatnya jadi "aneh" dan kurang merasuk. Meski agak tertatih, saya bisa faham buku ini dan saya beri 4 dari 5 bintang. Pantas saja jika Proof of Heaven jadi #1 New York Times Bestseller. 
Konsep akhirat dan Tuhan sudah kuyakini melalui agamaku. Dan meski tidak menyebutkan nama agama, di buku ini penulis sedikit menyinggung dengan kutipan berikut ini. 
"Aku menyadari bahwa keseganan beberapa agama untuk menamai Tuhan atau menggambarkan para nabi memiliki ketepatan intuitif karena realitas Tuhan sebenarnya sangat melampaui upaya manusia dalam menggambarkan Tuhan dengan kata-kata atau lukisan selagi berada di bumi ini". 
Intinya, Tuhan..akhirat..hidup sesudah mati, kasih tak bersyarat, itu jelas adanya. Di penghujung buku ini Eben menulis "berkomunikasi dengan Tuhan adalah pengalaman paling luar biasa yang dapat dibayangkan, tetapi pada saat yang bersamaan itu metode paling alami karena Tuhan hadir di dalam diri kita setiap saat. Mahatahu, mahakuasa, pribadi, mengasihi tanpa syarat. Kita terhubung menjadi satu melalui pertautan surgawi kita dengan Tuhan".

Review Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk

December 22, 2013

Berderai air mata, dialog panjang para tokoh dengan tutur bahasa khas karya sastra lama. Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk diangkat dari novel dengan judul sama yang ditulis Buya Hamka pada 1938. Novel ini bacaan wajib di SMA saya pada pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Saya sudah meresensinya waktu SMA, cukup mendalam isinya. Kisah perjuangan seorang yang terjatuh lalu bangkit lalu terjatuh lagi dan terjerembab. Terusir dari kampungnya dan tak diakui karena masalah adat istiadat serta kemiskinan. Cinta Zainudin ke Hayati terpangkas karena wanita itu memilih pria lain. Sudahlah terlalu panjang kalau saya ceritakan isinya, hehe. Yaps film ini panjang banget, 2 jam lebih tapi TUNTAS. Bahasa sastra dalam novel yang tak terlalu saya pahami bisa dijelaskan dengan gamblang lewat versi film. 

Pemilihan tokoh sudah pas, kecuali Junot menurut saya. Yang luar biasa dari film ini adalah kualitas gambarnya, setting, serta properti yang "niat banget". Detail properti, rumah, pakaian pemain utama maupun figuran semuanya diperhatikan. Rumah-rumahnya otentik, apalagi mobilnya. Kerennn itu pasti mahal banget pakai mobil antik gitu. 
Harusnya penonton film ini banyak meneteskan air mata. Dialognya menyayat hati dan panjang-panjang banget. Tapi entah kenapa saya malah banyak tertawa karena akting Junot yang terkesan lebay. Apalagi waktu mau cium pevita, ingus dan ludah kemana-mana (seisi bioskop bilang "hiiii"). Adegan yang paling saya suka adalah ketika Pevita mengucap janji di pinggir danau. Kalau adegan paling aneh adalah pas ada pesta dansa di rumah Zainudin, itu musiknya seperti terlalu modern nggak sih..kan 1930an.
Overall, 4 dari 5 bintang untuk Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk the movie. Baru kali ini nonton bioskop ketemu kakek-kakek, bapak-bapak, pasti mereka penggemar sastra lama. 

Review guru gokil murid unyu


Jangan terkecoh dengan sampulnya ya, buku ini saya temukan di rak pengembangan diri bukan di deretan novel. Judul bukunya memang Guru Gokil Murid Unyu, karangan J.Sumardianta yang merupakan guru di SMA colese de brito Jogja. Beliau selain jadi guru juga aktif menulis di berbagai surat kabar. 

Buku ini menceritakan berbagai macam fenomena di dunia sekolah. Di setiap kisah diawali dengan ilustrasi cerita yang menyentuh atau kadang lucu. Sampai setengah buku, saya masih merasa buku ini bagaikan Chicken Soup for Teacher nya Indonesia. Bab yang saya suka adalah di Pilar Pendidikan Karakter. 
Setelah melewati setengah buku saya mulai jenuh. Mulai di bab Alam adalah guru, penulis seakan memaksakan diri memasukan cerita-cerita yang pernah ditulis ke buku ini. Seperti review tempat-tempat, produk, dan buku. Akibatnya terjadi beberapa pengulangan-pengulangan penuturan. Memang sih masih relevan ceritanya, tapi akan lebih baik kalau tidak mengcopy secara "plek" tulisan ke buku. Jika buku ditulis berdasarkan buah pemikiran saat menulis, maka hasilnya akan runut dan pengulangan penuturan akan minim. 
Overall, buat para pendidik maupun orang tua buku ini cocok deh. Kalau yang biasa baca fiksi, bisa jadi akan banyak skip. Saya beri 2,5 dari 5 bintang untuk Guru Gokil Murid Unyu. 
"Apa perbedaan sekolah dengan kehidupan? Di sekolah sesudah belajar kamu diberi soal ujian. Dalam kehidupan kamu diberi ujian yang mendidikmu dengan pembelajaran".

Mengenal Bumbu Dapur

December 13, 2013

Bumbu masakan Indonesia itu banyak banget dan mirip-mirip. Itulah salah satu kambing hitam atas orang-orang yang akhirnya menganggap masakan Indonesia itu susah bikinnya. Untungnya sejak kecil saya suka di dapur, dan orang tua saya nggak suka pakai bumbu instan. Hampir semua bumbu ditanam sendiri dan digunakan buat masak. Mau tahu bumbu-bumbu apa saja yang harus diketahui sebelum nyoba masak makanan Indonesia? Nih..ciri-ciri berbagai bumbu dapur. 
1. Kapulaga: bulat kecil, putih, lebih kecil dari kemiri, dipakai buat kari atau campuran jamu.
2. Pala: bulat kecil berwarna cokelat, dipakai buat bumbu sup atau masakan daging. Aromanya harum meski pahit.
3. Jintan: mirip kulit padi, tapi lebih kecokelatan dan bermotif garis. Aromanya mirip lada.
4. Lada: nah ini yang biasa disebut merica. Rasanya pedas, tajam. Masakan apapun jadi spicy tapi beda dengan spicy cabe. 
5. Kayu manis: bentuknya mirip batang kayu kecil. Digunakan untuk menambah rasa di beberapa minuman dan penghias makanan.
6. Serai: fungsinya sebagai pengharum masakan. Wajib banget diemplungin pas ngrebus daging atau ikan biar nggak amis. 
7. Jahe: cara ngebedainya dari kunyit dan lengkuas adalah dengan melihat warna dalam dagingnya. Jahe agak putih ya dalamnya. Rasanya pedas, bikin hangat.
8. Lengkuas: mirip banget jahe. Bedanya dilihat dari kulitnya yang lebih keras. Dipakai buat masakan bersantan dan tumis.
9. Kencur: mirip jahe tapi kecil. bumbu ini paling pas buat bikin peyek, sambal kacang, jamu, atau mengharumkan masakan.
10. Daun jeruk: daun ini sering dipakai mengharumkan masakan tumis.
11. Kunyit: bagian dalamnya berwarna orange pekat. Pewarna alami masakan, penghilang bau amis ikan atau daging.
12. Ketumbar: mirip lada atau merica. Warnanya cokelat legam dan lebih kecil dari lada. Masakan bersantan sering pakai ini (saya jarang pakai).
13. Kemiri: pasanganya ketumbar. Mirip bawang putih tapi teksturnya kasar. Fungsinya memberikan sensasi pekat pada masakan, seperti sayur asem atau soto.
14. Terasi: terbuat dari ikan atau udang. Paling pas buat sambal atau tumisan.
15. Daun salam: pengharum semua masakan, dari urap hingga sayur. Meski bentuknya jelek dan kering, tapi harum banget lho.
16. Temu kunci: bentuknya memanjang, mirip kunyit..kencur..lengkuas..dan jahe. Paling pas buat sayur bayam atau campuran sop tutut.
17. Jeruk limau & jeruk nipis: limau lebih kecil dari jeruk nipis. Kontur buahnya lebih kasar, pas buat sambal. Jeruk nipis air perasanya dipakai mengurangi bau amis dan memberi rasa asam makanan.
18. Gula merah: pengganti gula pasir dan pewarna cokelat alami.
19. Cengkeh: pengharum masakan

Review Film 99 Cahaya di Langit Eropa

December 08, 2013

Banyak yang menantikan versi Film 99 Cahaya di Langit Eropa ini. Beberapa hari yang lalu saya sudah mendapat spoiler dari teman-teman di path, kalau film 99 cahaya di langit Eropa mengecewakan. Alasanya, ada yang bilang FTV banget. Maksudnya konfliknya kurang greget, kurang ngajak penonton mikir dan mendalami tiap tokoh. Ada juga yang kecewa karena Bersambung. Ini sungguh mengagetkan, karena versi bukunya nggak terlalu padat..kenapa bersambung? Komentar-komentar miring ini tidak menggoyahkan tekad saya buat ke bioskop. 

Oke, akhirnya setelah saya tonton sendiri saya kasih 2.5/5 bintang. Andai film ini tidak bersambung, mungkin saya bisa kasih 4 bintang. Buku Habibie Ainun saja yang sepadat merayap itu bisa dibuat film langsung sekali tonton, kenapa 99 cahaya di langit Eropa tidak? Harusnya jika memecah isi cerita ke 2 film, di dilm pertama konflik sudah muncul. Tapi tadi itu masih berserakan sketsa ceritanya, belum greget dan yahh..lebih mirip dokumenter jalan-jalan atau FTV. 
Ini beda lho dengan Ketika Cinta Bertasbih (KCB) yang dibuat jadi 2 film karena memang berasal dari 2 buku. Mengenai editing, film ini sangat tidak memuaskan. Suara muncul lebih dulu beberapa detik, lalu baru visual mengikuti (terlambat). Dan yang sangat mengganggu adalah saat di adegan mba Hanum jalan-jalan dengan Marion di Paris, muncul subtitle yang tidak berhubungan (subtitle saat pengumuman ujian Bahasa Jerman). Mengenai busana, ada beberapa adegan di dalam rumah dimana Acha Septriasa menggunakan baju yang terlalu ketat (kan ini islami nuansanya). 
Overall, sisi baiknya kita jadi tahu beberapa hal ihwal sejarah islam di Eropa  dan bagaimana tantangannya menjalani islam di sana. 

Review Indonesia X-files

October 26, 2013

Mengungkap fakta dari kematian Bung Karno sampai kematian munir. Tajuk yang tertulis di buku bersampul hitam karya dr.Abdul Mun'im Idries, Sp.F pakar forensik terkemuka Indonesia. Buku ini membahas kasus-kasus kriminalitas dari sisi forensik dan hukum. Sangat bagus untuk referensi mahasiswa kedokteran atau hukum serta pihak kepolisian. Bagi saya masyarakat umum, Indonesia X files merupakan cara pandang baru atas sebuah peristiwa kriminalitas. Justru banyak kasus yang diceritakan di buku ini yang tidak saya ketahui sebelumnya. 
Indonesia x files terdiri dari 6 bab. Bagian yang paling detail dibahas dan paling saya pahami adalah pada kasus kematian Munir. Selebihnya bab yang lain terasa mengambang dan berakhir dengan teka-teki. Inilah kelemahan dari buku Indonesia X files. 

Buku terbitan noura books Mizan ini unggul dari sisi keilmuan. Banyak sekali pengetahuan baru yang mungkin sebelumnya hanya diketahui oleh dokter forensik dijelaskan secara gamblang. 
Terlepas dari itu semua, Indonesia X files seakan-akan adalah buku wasiat, voice of the voiceless karena penulisnya dr.Mun'im baru saja meninggal dunia. 

Resensi 99 Cahaya Di Langit Eropa

October 06, 2013

Ini bukan novel travelling biasa, 99 Cahaya di langit eropa adalah buku sejarah kebudayaan Islam di Eropa. Awalnya saya mengira ini adalah catatan perjalanan dengan kenarsisan dimana mana, tapi saya salah besar. Sebuah penyegaran dan tambahan pengetahuan baru atas mata pelajaran Tarikh saat di Madrasah. 

Novel ini bertema Travelling dan berlatar belakang di Eropa pada rentang tahun 2008-2011. Alur yang dipilih adalah alur maju sehingga lebih mudah dipahami. Gaya bahasa penulis sangat jelas dan tak banyak metafora. 
99 Cahaya di Langit Eroa bercerita tentang perjalanan 2 orang Muslim Indonesia menapaki jejak sejarah kejayaan Islam. Dari orang orang serta tempat tempat yang mereka datangi, tergambar jelas seperti di buku sejarah islam bahwa peradaban di Eropa justru dibangun oleh peradaban muslim. Kemajuan peradaban suatu bangsa bisa besar dengan adanya kesatupaduan antara agama dan teknologi. Kehancuran  peradaban terjadi saat nafsu manusia yang mengkambing hitamkan agama digunakan untuk mengunus pedang dalam peperangan. Akibatnya terjadi trauma agama, seperti yang sekarang dialami jutaan orang di Eropa. 
Bagian menarik di novel ini adalah saat mereka di Granada. Banyak pelajaran baru, terutama saat bagaimana situasi penyerahan kekuasaan ke Isabel. Rasa sedihnya terasa sekali oleh pembaca. Di luar kelebihannya, tentulah 99 Cahaya di langit eropa punya kekurangan. Pembaca susah menentukan puncak dari cerita, semua terasa datar..dan tiba tiba selesai di Epilog. 
Saya berikan 4 dari 5 bintang untuk 99 Cahaya di langit Eropa. Cocok dibaca anak anak sekalipun untuk metode belajar sejarah islam. 

The Jacatra Secret review

August 24, 2013

TAHUKAH ANDA jika di bawah tanah Jakarta ada berbagai terowongan rahasia yang saling terhubung, yang sampai sekarang pintunya masih bisa disaksikan di berbagai tempat?
TAHUKAH ANDA jika Masjid Istiqlal dibangun di atas sebuah benteng Belanda yang dikenal sebagai Benteng Tanah karena di bawahnya ada terowongan rahasia?

Judul: The Jacatra Secret
Penulis: Rizki Ridyasmara
Tebal: 426 halaman
Penerbit: Bentang Pustaka
Harga: Rp 69.000

Jika Anda penikmat sejarah, pasti akan sangat menghayati novel setebal 400halaman ini. Saya menyelesaikannya dalam waktu kurang dari seminggu. Sebenarnya ini bukan novel baru, sebelumnya sudah pernah diterbitkan tapi kemudian menghilang. Minggu kemarin, agak kaget juga Jacatra Secret ada di katalog bentang pustaka.
Sejarah yang kita hafalkan sejak SD adalah sejarah yang sudah disaring semau penguasa. Di Novel ini saya merasa pengetahuan saya terhadap sejarah nasional, agama islam, agama kristen, dan tentunya Freemasonry bertambah. 
Jangan bayangkan novel ini menyeramkan ya, yang ada kita akan terbawa alur cerita menegangkan tapi asik. Seperti membaca komik detektif conan gitu, tidak perlu mengernyitkan dahi lebih dalam. Yang masih saya fikirkan adalah, apa si penulis tidak takut diculik sama mereka yang dicap negatif di tulisannya? Ataukan penulis sedang berkonspirasi untuk suatu propaganda? Sudahlah,,tapi salut dengan keberanian dan kedalaman risetnya. 
Gaya bahasa yang digunakan mudah dipahami tapi juga tetap menggunakan bahasa formal. Meski tokoh utamanya orang luar negeri, hampir tidak pernah dia menggunakan bahasa asing. Alur Jacatra Secret campuran, dengan latar kondisi real saat ini. Karakter setiap tokohnya cukup kuat, dan fokus. 
Sambil membaca, saya kroscek lewat google di hal hal seperti mafia berkeley dan makna simbol. Hasilnya makin paham deh. 
Di bagian akhir, rasa nasionalisme kita serasa diperkuat dan didoktrin agar mandiri.
Saya beri 4 dari 5 bintang untuk The Jacatra Secret.

Autumn Once More

July 08, 2013

Kumpulan 13 cerpen bertema cinta dari orang orang yang berada di dunia kepenulisan. Ada banyak kisah cinta disuguhkan, mulai dari cinta dengan rekan kerja, dengan sahabat, dengan Ibu, dan juga dengan pasangan sejenis...hehe. 
Dari 13 cerpen, yang paling aku suka adalah yang Love is a verb. Bahasa nya mudah dipahami selayaknya cerpen. Beberapa cerpen di buku ini bahasa penuturanya seperti novel, terlalu meliuk liuk padahal dalam cerpen sebisa mungkin padat dan ringkas. Bahkan ada 1 cerpen yang aku skip bacanya karena tidak mengerti mau dibawa kemana dengan hanya monolog dan minim dialog begitu.

Love is a verb, cinta itu kata kerja. Artinya, jika merasa cinta cara ungkapkanya bukan dengan kata semata tapi dengan tindakan. Di kisahnya disebutkan sepasang kekasih terpaksa putus gara gara si cowok tidak pernah menggubris si cewek di social media. Perlakuan dengan orang lain sangat care, tapi sekedar "like" status facebook pun tidak pernah. Sebaliknya bagi si cowok, cinta itu tidak perlu diumbar agar seluruh dunia tahu. Perhatian secara langsung lebih baik daripada expose di social media.
Aku berikan 3 bintang dari 5 untuk kumpulan cerpen Autumn Once More.

Antologi Rasa

July 05, 2013
Ini adalah novel Ika Natassa pertama yang kubaca. Bahasa nya "wow" berani banget ya. Oke, temanya keseharian banget. Tentang persahabatan dimana di dalamnya ada kisah cinta terpendam. Tapi Ika membawakanya dengan gaya berbeda. Disuguhkan cerita dari "kepala" tiga tokohnya membuat novel ini menarik. kita tidak perlu menerka nerka "gimana ya perasaan si A,,si B" karena semua diceritakan. Kalau dibayangin gimana nulisnya agak ribet juga kayaknya nulis dengan berbagai sudut pandang begini.
Awalnya aku kurang suka dengan banyaknya percakapan berbahasa inggris dan judul tiap part berbahasa "itali" kalau nggak salah nerka. Tapi itu tadi, karena ada berbagai sudut pandang ditambah penjelasan yang detil di tiap bagian membuat pembaca betah menyelesaikan 300an halamanya.
Gaya hidup para tokohnya memang tidak perlu kita ikuti, karena menurutku terlalu "Barat". 

"How can we be so different and feel so much alike?" Bener banget kan,,Orang yang jatuh cinta itu ada aja hal yang jadi persamaan, tiba tiba suka hal yang sama dan mirip.
Intinya, jatuh cinta akan jadi ribet kalau yang kamu cintai itu sahabatmu sendiri.
Saya kasih nilai 4 bintang dari 5 deh buat novel ini.

Video on instagram

June 21, 2013
Yey 20 Juni 2013, instagram merilis versi terbarunya. Tidak cuma bugs fix dan filter baru seperti biasa, ternyata versi ini menghadirkan pengalaman terbaru bagi user untuk merekam video sekaligus memfilternya. Jadi, beda dengan youtube nih. Di bawah ini ada penjelasan dari instagram. 

Review Sang Kiai

June 09, 2013
Nonton film Sang Kiai bukan pilihan yang salah buat saya. Saya menontonnya dengan penuh derai air mata. Film Sang Kiai yang merupakan cerita perjuangan KH. Hasyim Asyari di masa pendudukan Jepang hingga sekutu. Tidak semua tokoh di film ini asli, karena ada juga tokoh fiktih yang begitu sentral yaitu Harun. 
Merdeka..,
Tidak cuma berisi perang, tapi film Sang Kiai sarat petuah tentang leadership dan cinta kasih. Adegan yang menurut saya paling mengharukan itu waktu terjadi dialog antara KH. Hasyim Asyari dan istrinya yang diperankan Christine Hakim. 
"Pak, apakah kau mendoakanku atau hanya para syuhada itu saja yang kau doakan?"
"Tiap aku berdoa agar aku terhindar dari api neraka, aku juga mendoakanmu karena kamu adalah bagian dari diriku"
Mendengar jawaban itu Christine Hakim terdiam dengan air mata berderai begitupun dengan dengan air mataku. Jawaban yang sangat romantis, tanpa terkesan gombal.
Dengan tahu susahnya hidup di jaman perang, penonton diajak bersyukur atas kondisi sekarang ini. Bebas melakukan apapun tanpa rasa takut. 

Shocking Egypt is Fun

May 14, 2013
Di Mesir, Anda tidak hanya akan menjumpai spink, piramida, atau gurun pasir. Ada banyak fakta unik yang akan membuat Anda berdecak kagum, heran, bahkan tertawa terbahak-bahak.

Judul: Shocking Egypt
Paperback164 pages
Published 2012 by B-First
ISBN13 978602886469

Kalau Anda ingin mengetahui Mesir dengan singkat, bacalah buku ini. Penulis memang lama tinggal di Mesir, dan punya banyak pengalaman yang menarik untuk diceritakan. Tidak perlu berpikir keras membaca buku ini, karena sangat santai. Pembahasan tiap Bab juga cepat dan lengkap. Mulai dari fakta unik, rekomendasi kuliner, beberapa pedoman pergaulan disana, semua dijelaskan secara padat. Buku ini tidak terlalu tebal, malah sangat tipis untuk cerita tentang suatu negara. Ilustrasi berupa foto kurang jelas, akan lebih baik jika berwarna dan diberikan kamus kecil percakapan-percakapan yang penting. Jadinya buku ini bisa jadi buku panduan traveling dong ya, bukan hanya buku pengetahuan. 
Yang unik dari buku ini adalah fakta-fakta mengenai Firaun yang selama ini begitu mengerikan dalam pandangan saya. Menarik dan perlu Anda ketahui.



Buku Uje Asli

May 11, 2013

Sepeninggal Uje yang baru hitungan hari, tetiba muncul berbagai buku biografi ustad gaul ini. Beberapa buku yang beredar justru malah menyakiti beberapa pihak yang sedang berduka. Bahkan menurut pihak keluarga, buku buku tersebut seakan menguak kembali aib masa lalu Uje.
Di infotaiment, Pipik Dian Irawati pernah memaparkan bahwa dia menghadiahkan buku saat ulang tahun Uje ke 40 beberapa hari sebelum meninggal. Buku itu berisi untaian hikmah tausiah-tausiah pendek Uje yang sengaja Pipik kumpulkan. Jadi, bagi Anda yang nge fans atau simpati dengan Uje ada baiknya memilih buku ini saja. Pipik sempat menumpahkan kekesalannya atas buku buku yang beredar lewat akun instagramnya.
Ada baiknya jika ingin menulis yang menjurus ke biografi, lebih lebih atas orang yang baru meninggal ijin dulu ke pihak keluarga.

Resensi Kata Hati

April 28, 2013

"Jika cinta dapat menghilang karena hal hal remeh dan tidak terlalu penting, sejak awal itu bukanlah cinta. Mungkin obsesi, keinginan sementara, mungkin juga permainan iseng".
Judul: Kata Hati
Penulis: Bernard Batubara
Penerbit: Bukune
Tahun terbit: 2012
Halaman: 196
Novel bergenre roman yang ringan tapi realistis. Tentang kisah cinta yang berdurasi lama tapi tiba tiba kandas oleh pengkhianatan. Di saat hati hancur, belum bisa move on, munculah sesosok makhluk yang mengingatkan dengan masa lalu. Ada keraguan karena takut akan tersakiti lagi. Memberi jalan seseorang masuk dan tinggal di dalam hati kita juga berarti menyerahkan sepenuhnya kepadanya untuk merawat atau malah mengobrak abrik hati. Hal hal indah mulai tumbuh saat masa lalunya kembali lagi dan berjanji akan menata kembali kepingan kepingan hati yang dulu dipecahkan.
Ini adalah karya Benzbara pertama yang saya baca. Terlamabat juga sih, bahkan setelah filmnya hilang dari peredaran. Cukup keren karena tidak berselang lama dari novel, munculah versi layar lebarnya. Saya bukan followers benzbara di twitter, tapi tertarik dengan buku ini karena covernya. Simpel, tapi saya banget. hehe. Ternyata gaya bahasa benzbara lumayan enak. Meski temanya biasa saja, karakter nya hidup dan terasa fresh. Bagian yang saya suka adalah saat Dera melabrak Fila, wow dialog dialog nya frontal tapi khas wanita sekali. Recomended kalau Anda cari novel ringan percintaan yang mudah dipahami.

Resensi Habiskan Saja Gajimu

April 24, 2013
Menyisakan gaji adalah cara mengatur keuangan yang menyakitkan dan tidak efektif. Menghabiskannya akan lebih efektif dan tentunya menyenangkan.

Judul buku: Habiskan saja gajimu
Penulis: Ahmad Gozali
Penerbit: Transmedia Pustaka
Genre: non fiksi (manajemen keuangan)

“Kalau gaji saya sudah naik,baru deh saya bisa nabung dengan rutin”.
Begitulah sejumlah alasan yang kerap terlontar untuk menyatakan persoalan “kekurangan uang”. Banyak keluarga yang mengeluh dan stress dalam mengatur keuangan mereka karena lebih sering “tekor” di akhir bulan ketimbang bersisa.Itulah kenyataannya! Tujuan kita selama ini adalah untuk mengatur bagaimana caranya supaya uang bersisa di akhir bulan untuk ditabung atau investasikan. Namun kenyataannya bukannya bersisa,kita malah “kehabisan” uang sebelum semua keperluan sempat dibayarkan. Nah,buku ini lahir dari banyaknya pertanyaan tentang bagaimana caranya menyisakan uang di akhir bulan.Bagaimana Caranya agar bisa menabung dan berinvestasi dengan rutin. Daripada “kehabisan” uang setiap bulan, kenapa tidak sekalian saja kita “habiskan”…..? Begitu Konsep mengelola uang dalam buku ini.
Cashflow yang biasa (otak kiri)
Habiskan uangmu di jalan yg benar..:-) Yang berpikiran uang itu harus disisakan kecenderungan pakai  otak kiri. sedangkan yang berpikiran uang itu dihabiskan di jalan yg benar (invest right after you get income) kecenderungan pakai otak kanan. 1. Pay your God first  2.saving before shopping (menghabiskan uang di jalan yg benar). mentalitas miskin..itu merasa kurang terus walaupun dikasih harta sampai diwariskan ke anak cucu. Mentalitas kaya itu bahagia ketika memberi, takut ketika tdk mampu memberi lebih :-).

Cashflow otak kanan
Overall buku ini mudah dipahami, akan tetapi membosankan. Bagaimana tidak, cover saja sangat datar dan tidak menarik. Warna putih, ilustrasi seadanya, dan font yang sangat biasa. Bagian dalam buku juga terasa sangat serius dan tidak santai. Lagi-lagi karena kurang ilustrasi dan font yang kaku.
Buku “Habiskan saja Gajimu” bermanfaat asal Anda tidak bosan mengikutinya lembar demi lembar.  

Resensi My Life As Writer

April 20, 2013

Penulis mencatat apa yang dialaminya sebagai sejarah kehidupan. Dan dengan itu ia tidak hanya mengubah hidup sendiri, tapi juga hidup orang lain. Inilah salah satu seri dari "my life as..". saya mendapatkan buku ini lewat preorder di bukabuku.com .

Penulis : Haqi Achmad & Ribka Anastasia Penerbit : Plot Point Rencana Terbit : April 2013 Jenis Cover : Soft Cover Halaman : 200

Tersaji 5 penulis yaitu Alanda Kariza, Farida Susanty, Clara Ng, Vabyo, dan Dewi Lestari yang berbagi cerita mengenai perjalanan karir mereka.
cara baru untuk menceritakan sebuah profesi. bukan biografi, bukan pula nonfiksi. membaca buku my life as writer seperti membaca majalah, apalagi dengan penyajian grafisnya yang dibuat santai dan warna-warni. Apalagi penyajian Quotes-quotesnya yang full kreatif. Mungkin ini sedang jadi tren di buku genre memoar, menampilkan kreasi grafis untuk mempertebal buku dan membuat pembaca tidak cepat bosan. mempertebal buku? iya..coba aja quotes nya ditulis biasa atau sekadar diberi bold, pasti buku ini jadi tipis banget ;-) .

Dari 5 penulis yang ada di buku my life as writer, hanya Dewi Lestari yang saya ketahui karya-karyanya. jadi, yang paling diresapi ya bagian ini saja. padahal berharap penulisnya itu yang benar-benar WOW,,dari segala genre. Kalau yangs ekarang kan fiksi semua.

overall, buku ini ringan dan cocok bagi yang suka nulis tapi nggak suka baca.

Resensi Edensor

April 16, 2013

Published 2007 by Bentang Pustaka
ISBN: 139789791227025
edition language : Indonesian
original title: Edensor
series: Tetralogi Laskar Pelangi #3
literary awards: Khatulistiwa Literary Award Nominee for Prosa (2007)

Ini adalah kali kedua saya membaca novel ini. Pertama kali di tahun 2008 dan belum sempat meresensi. Meski mebaca ulang, tapi tetap seru lho..

Sinopsis:

Ikal dan Arai bukan lagi para pemimpi. Impian keduanya dulu untuk dapat bersekolah ke Perancis, menjelajah sampai afrika telah tercapai. Berkat kerja keras dan pengorbanan, Ikal dan Arai berhasil mendapatkan beasiswa untuk berkuliah di Universitas Sorbonne Perancis-sebuah impian yang telah sejak lama mereka cita-citakan. Ikal berkutat dengan teori-teori ekonomi, sedangkan Arai sibuk dengan penelitian ilmiah biologinya. Dan ketika liburan musim panas tiba, Ikal dan Arai membuat keputusan gila. Keduanya akan menjelajah Eropa dan Afrika dengan modal sebagai manusia patung!! Mereka menjelajahi dinginnya Belush’ye di bagian utara Rusia, dan menyeberangi panasnya padang pasir sahara di Mali. Mereka mengarungi Islandia di barat sampai ke Laut Kaspia di timur. Tak lupa selama perjalanan itu, Ikal mencari sosok A Ling, cinta pertamanya yang hilang. Cinta pertama yang membuatnya tergila-gila. Cinta pertama yang menghadiahinya novel Seandainya Mereka Bisa Bicara. Cinta pertama yg mengenalkannya pada keindahan Edensor, sebuah tempat yang dipikir Ikal hanya ada di dunia khayal. Penjelajahan usai, namun kuliah terus dilanjutkan. Ikal kemudian pindah kuliah ke Inggris. Sementara Arai pulang ke tanah air karena sakit. Siapa sangka kepindahan Ikal ke Inggris akan mengantarkannya ke tempat terindah yang sangat diidam-idamkannya; Edensor.

Resensi:

Membaca Edensor layaknya mebaca sebuah buku panduan travelling atau catatan perjalanan seseorang. Sangat menarik daripada buku yang memang aslinya buku travelling. Tanpa ada unsur kenarsisan sama sekali, bahkan bertabur metafora yang indah. Metafora yang tersaji sangat scientist tanpa terasa kaku. Meskipun setting ada di luar negeri, tapi penulis tetap menyajikan percakapan dalam bahasa Indonesia sehingga pembaca mudah memahami. Sebuah penyampaian yang tidak membosankan dan membuat penasaran. Karena saya belum pernah ke Perancis dan tidak paham keadaan di sana, saya ikuti saja alurnya meskipun banyak yang bilang ada hal-hal yang tidak logis dan terkesan didramatisir.

Moral value yang bisa ditangkap diantaranya adalah mengenai kegigihan menggapai mimpi. Tuhan memeluk mimpi kita, meski kadang kita sampai garis finish belum mendapatkan mimpi itu justru disitulah jawaban dari Tuhan. Sebuah kenyataan yang kadang pahit atas mimpi yang harus diterima.

Java Heat Movie, Full action

April 14, 2013


jarang-jarang bisa gini :)
Film yang full action dan memacu adrenalin dari awal hingga akhir. Film ini akan ditayangkan 18 April 2013 di seluruh bioskop tanah air, tapi saya tadi mendapat kesempatan menjadi masyarakat umum pertama yang menyaksikan di bioskop. Nonton bareng tadi diadakan di Djakarta Theatre xx1 bersama femina grup yang dihadiri sutradara, produser, dan Atiqah Hasiholan. Wow..

Sinopsis film Java Heat bisa dibaca disini sinopsis java heat . Kurang lebih 1 bulan yang lalu saya sudah menandai kalender untuk ke bioskop nonton film Java Heat. Setelah membaca sinopsisnya saya sangat penasaran. Selain karena dikerjakan oleh sutradara dan produser asing, saya ingin melihat bagaimana sebuah film bisa syuting di candi Borobudur. Saya suka Jogja, dan ini alasan pertama saya memasukan film ini ke “to watching list”.

Film Java Heat mengajak penonton untuk berpikir, artinya jalan cerita sangat sulit ditebak. Bahkan penonton masih bimbang tentang yang mana jagoan dan yang mana penjahatnya. Sett yang dibuat benar-benar “niat” dan keren. Soundnya yang mengagetkan, dan cara pengambilan gambar yang dramatis.

Djakarta Theatre with Femina Group
Genre film ini memang action untuk dewasa, jadi ada sedikit adegan yang menampakkan wanita berbusana minim. Wajar sih, karena alur ceritanya memang harus ada sett itu. Adegan kejar-kejaran, tembak-tembakan, ledakan, darah, penusukan, membuat saya tak sempat merubah posisi duduk karena tegang.
Ada satu bagian yang ditunggu-tunggu tapi tetap jadi misteri sampai film the end. Siapakah wanita yang menyamar jadi atiqah hasiholan? Dan bagaimana itu bisa terjadi?

Terlepas dari sisi action, ada sisi budaya yang kuat dan juga sisi relijius islam. Tentang orang jawa muslim bertindak tanduk di keluarganya, teroris yang dimanfaatkan oleh kapitalis, politik kekuasaan dalam keluarga sultan, dan secara tersembunyi diperlihatkan bagaimana konflik dalam tubuh polisi.

Quotes film ini yang menarik adalah “jangan banyak berbicara saja, tapi banyaklah mendengar”. Film ini sangat direkomendasikan untuk ditonton. Bosen kan disuguhi film Indonesia yang cinta-cintaan saja? Yang ini BEDA,,serruu. Terima kasih Reader’s Digest atas kesempatannya untuk saya.
habis nonton.. :)

Edensor The Movie (tetralogi laskar pelangi)

April 12, 2013

Tetralogi laskar pelangi Andrea Hirata yang ketiga adalah Edensor. Versi layar lebar dari Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi sudah lebih dulu ditayangkan dan menarik jutaan penonton bioskop. Ketika membaca novel Edensor di tahun 2008, imajinasi saya indah sekali. Berbeda dengan Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi yang setting nya adalah di Bangka, Edensor sebagian besar berlokasi di Eropa. Bagaimana ya filmnya..penasaran. Di akhir film Sang pemimpi diperlihatkan bahwa tokoh Arai ternyata diperankan oleh Ariel eks Peterpan. Saat itu memang citra Ariel belum seperti sekarang. Saya bertanya-tanya, apakah masih Ariel? Sepertinya tidak. Lalu siapa ya?..

Yang pasti, saya perlu membaca ulang novel ini karena terakhir membaca di tahun 2008...hehe..sudah lupa.

The Fabulous Udin, Asmara Cinta Monyet

March 31, 2013


Identitas buku
Judul: The Fabulous Udin
Cetakan: pertama, Februari 2013
Penulis: Rons Imawan
Penerbit: Bentang Belia (PT Bentang Pustaka)
Halaman: 384
ISBN: 978-602-9397-82-6
Sinopsis
Udin, seorang bocah social genius yang belum mengenal dirinya sendiri ini mampu menumbuhkan semua perasaan itu. Rasa kagum saat ia berhasil memecahkan masalah semua insani. Rasa takjub saat kecerdasannya berhasil mengendalikan situasi. Rasa sukacita saat ia menaklukkan kebekuan hati. Rasa berbunga saat ia mengalunkan nada puisi. Hingga rasa cinta dan tergila-gila saat ia memenangkan sayembara untuk pertama kali.

Udin bukanlah bocah genius dalam bidang akademis, melainkan sosialis. Pemuda tanggung yang bahkan belum berani bermimpi ini memiliki pemikiran dan pemahaman sosial yang tidak biasa untuk bocah seusianya. Pemikiran dan pemahaman yang tidak biasa, bukan luar biasa.

Bagaimana tingkah anehnya mampu menampilkan banyak pertunjukan hebat? Bagaimana ulah nyelenehnya sanggup menaklukkan hati yang sekarat? Dan bagaimana titik terlemahnya dilumpuhkan oleh seorang gadis mungil yang selalu membuatnya merasa kecil?
Udin. Semua seakan mudah saat ia ada.

Resensi
Buku The Fabulous Udin karya Rons Imawan ini akan membawa pembaca ke dalam kenangan saat merasakan asmara cinta monyet. Tokoh Udin yang digambarkan disini dijamin bisa membuat para wanita jatuh hati. Meski tidak digambarkan secara eksplisit bahwa si Udin sosoknya bak pangeran, tapi sikap sosialnya yang jenius sangat memukau dan kadang begitu romantis.

Setting cerita The Fabulous Udin adalah di sebuah desa di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa barat. Tokoh Utamanya adalah Udin, Inong, Suri, Jeki, dan Ucup. Plot yang digunakan campuran, sebagian besar plot maju. Bahasa penulis sangat mudah dipahami karena menggunakan bahasa Indonesia pergaulan, bukan bahasa sastra penuh metafora.

Dari desain sampulnya yang berwarna merah muda dengan siluet Udin and geng pasti akan membuat pembaca memutuskan bahwa buku ini mirip Laskar Pelangi. Kita memang tidak boleh menilai buku dari covernya, karena penilaian tersebut salah untuk buku ini. Buku ini tidak mirip Laskar Pelangi, tapi lebih mirip Detektif Conan. Udin sebagai Conan Edogawa, Ai Haibara diperankan Suri, Inong sebagai Ayumi Yoshida, lalu Jeki sebagai Mitsuhiko Tsuburaya , dan Ucup yang doyan makan adalah Genta Kojima. Udin memang bukan detektif, tapi keberhasilannya menyelesaikan kasus-kasus berbau psikologi serta beberapa petualangan memang benar-benar mengingatkan pembaca pada Detektif Conan.

Isi cerita terbagi ke dalam 10 bab. Semua bab saling berkaitan satu dengan yang lain tanpa ada perubahan setting waktu. Ini keunggulan dari buku ini yang membat pembaca merasa santai dan menikmati plot cerita. Tiap bab memiliki klimaks dan anti klimaks sendiri, tidak ada bagian bab yang selesai dengan menggantung. Klimaks keseluruhan isi buku ada di bab “Truth or Dare” saat Udin  akhirnya mengungkapkan isi hatinya ke Suri dalam permainan itu. Bahkan pengalaman terindah Suri sebelum dia pergi selamanya yang mengharu biru juga dijelaskan di bab itu.

The Fabulous Udin merupakan bacaan ringan yang menghibur. Bukan novel yang sarat dengan pesan moral dan pelajaran untuk masa depan, melainkan penyegar pikiran pembaca yang mengajak untuk mengenang masa puber. Petualangan-petualangan para tokoh selalu melibatkan bumbu cinta khas “teenagers” yang pasti membuat pembaca “mesam-mesem” sendiri.

Ada beberapa kejanggalan dalam cerita The Fabulous Udin. Untuk ukuran sebuah Desa di Pelabuhan Ratu, bahasa mereka lebih mirip remaja Jakarta. Penggunaan kata “loe”, “gue”, dan sama sekali tidak pernah memperlihatkan dialog berbahasa sunda khas orang Sukabumi. Penulis seakan memaksakan diri dengan setting cerita di desa. Pembicaraan para tokohpun (kecuali Suri) terasa sangat cerdas dan dewasa. Dan yang lebih aneh lagi, diceritakan disitu bahwa Udin mempunyai akun twitter tanpa ada satupun bagian cerita yang menguatkan. Si tokoh utama, Udin merupakan manusia super jenius. Bahkan pembaca mungkin akan berpikiran bahwa Udin sebenarnya bukan anak SMP di sebuah desa melainkan sosok manusia dewasa cerdas yang dikutuk jadi kecil dan dibuang di desa. Pemikiran, gaya bahasa, sikap, sama sekali tidak seperti anak-anak.

Kemampuan penulis menyajikan quotes yang sesuai dengan alur cerita dan dialog sangat menarik. Pesan yang ingin penulis sampaikan kepada pembaca tersaji dalam kalimat sederhana tapi memiliki makna mendalam. Ini adalah beberapa quotes tersebut:
“kadang, suara lirih dari kepolosan sederhana lebih mampu menguatkan ketimbang suara lantang motivator yg berapi-api”.
“cinta tak pernah menuntut, selalu memberi. Cinta selalu menderita, tanpa pernah meratap dan mendendam”.
“Merasa dianggap "tidak ada" itu kegelapan, kepercayaan adalah cara membuat jiwa jadi merasa "ada"”.
Bagi Udin, urusan cinta seribu kali lebih rumit daripada urusan perut. Menyelamatkan nyawa orang lebih mudah dilakukan ketimbang menyatakan cinta. Dan, mengatasi masalah segenting apapun lebih mudah dikendalikan ketimbang mengendalikan perasaannya sendiri. Tapi pada akhirnya, cinta sejati, sejatinya tidak mengenal dusta. Saat dia tidak memberimu apa-apa, kamu merasa telah menerima segalanya. Saat dia tidak melakukan apa-apa, hatimu menjerit dan menangis histeris untuknya.
Secara keseluruhan, buku ini patut direkomendasikan sebagai teman saat santai. Bacaan menghibur yang akan membawa kita ke indahnya masa puber, merasakan petualangan bersama sahabat, dan merasakan cinta monyet.

Doyan Jajan Buku Mizan karena Pak Guru

March 30, 2013
Seperti yang pernah saya baca di The Fabulous Udin karya Rons Imawan, “tidak ada yang lebih baik dari jajan buku”. Sejak belum bisa baca, kebiasaan saya tiap pagi sambil menunggu sarapan adalah baca buku atau karena belum bisa baca, disebut melihat-lihat buku. Buku selalu menarik perhatian saya yang masih pra TK waktu itu. Tak banyak buku tersedia di rumah saya yang berada di desa. Toko buku adanya di kota, sekitar 40km jaraknya.
Saat saya masuk SMA, gairah membaca buku saya tersalurkan. Bukan beli buku, tapi dengan membaca buku yang ada di perpustakaan. Kebetulan, di kelas X guru Bahasa dan Sastra Indonesia saya selalu “mengompori” untuk banyak baca dan nulis. Kalimat beliau waktu itu adalah..
“kalian tahu tidak buku blabalala..itu keren banget karena blablabla..”
Serempak kami 40 siswa bilang
“tidak tahu Pak”
Untuk menumbuhkan semangat membaca siswa, kami ditugaskan meresensi buku-buku sastra. Itulah kali pertama saya benar-benar membaca dengan fokus, menemukan unsur intrinsik dan ekstrisik sebuah karya sastra. Luar biasa efeknya, saya semakin suka membaca dan mulai belajar menuliskan buah pikiran agar dimengerti orang lain. Buku-buku Mizan yang saya baca saat di bangku SMA diantaranya adalah Supernova Dewi Lestari.
http://mizan.com/mizanandme.html
Kembali ke Pak Guru Bahasa Indonesia, beliau pernah menceritakan tentang kebiasaanya untuk membagi uangnya ke beberapa amplop. Salah satu amplop adalah untuk membeli buku. Kalimat yang sebenarnya memotivasi itu seakan keluar masuk telinga saya tanpa mengendap kala itu. Membeli buku adalah prioritas kesekian dari uang jajan saya yang tidak begitu banyak. Di awal masa kuliah, saya masih sering “nongkrong” di tempat penyewaan buku. Zaman itu, terbit Tetralogi Laskar Pelangi. Buku yang fenomenal, dan mulai menarik-narik saya untuk rajin ke Toko Buku. Merelakan uang jajan demi buku incaran seperti nasehat Pak Guru Bahasa Indonesia di SMA.
Kini setelah saya sudah memiliki penghasilan sendiri dan kecanggihan teknologi sudah “WOW” , tiap habis gajian saya selalu mengunjungi toko buku online, salah satunya toko buku milik Mizan. Sebenarnya, hampir tiap saya penat, saya shopping book di situ, tapi sekedar masukin ke “wish list”. Kalau sudah gajian, baru deh “masukan ke troli”. Bulan kemarin saya jajan di Mizan buku Kreatif Sampai mati, Madre, dan The Fabulous Udin. Tidak lupa untuk meresensinya setelah selesai membaca.


Kebiasaan yang ditularkan Pak Guru Bahasa Indonesia untuk doyan jajan buku itu ternyata seru. Saat ini di rumah saya sudah ada “little library” dan tentu ada buku-buku terbitan Mizan di sana. Semangat membaca dan meresensi buku akan saya tularkan ke lingkungan. Meresensi itu bermanfaat, tidak hanya menginformasikan ke orang lain mengenai unsur buku dan merekomendasikannya tapi juga membantu kita mengingat buku yang sudah kita baca. Mengingat lagi pesan si penulis, bagian penting, dan memori apa yang ada saat kita membaca buku itu tanpa harus membaca ulang.
Kebetulan, di ulang tahun mizan yang ke-30 tahun ini diadakan lomba resensi Bianglala Sastra Indonesia. Tentu event ini tidak saya lewatkan begitu saja. Semoga Penerbit Mizan akan terus ada, sampai anak cucu saya. Menyajikan buku yang berbobot dari penulis bermutu. Jajan buku adalah investasi, apalagi buku-buku berkualitas. Mizan and me adalah partner mengenal sastra, seperti yang diajarkan Pak guru. 


Review Film Madre-Penuh Kejutan

March 29, 2013
Film ini lahir dari sebuah cerita yang terdapat di buku kumpulan cerita Madre karangan Dewi Lestari. Review bukunya bisa dilihat di sini review buku Madre
20% film madre berasal dari buku, dan sisanya adalah sesuatu yang baru. Bahkan endingnya pun berbeda dengan buku. Ya..memang tidak mudah memvisualisasikan buku, apalagi untuk cerita yang hanya beberapa lembar. Jika ingin 100% mengambil dari buku, film ini mungkin durasinya hanya 30 menit.
Setting film ini di jl. Braga Bandung, sedangkan aslinya di kota tua Jakarta. Panorama bali beberapa kali menghiasi scene, tapi daya tarik Braga yang oldie dan klasik lebih membuat segar mata. Karakter Tan yang diperankan Vino G Bastian sebenarnya cocok, tapi kurang artistic karena wig gimbalnya itu. Kelihatan banget kalau itu wig. Hehehe.

Perbedaan lain dari film madre dan bukunya selain setting adalah alur cerita. Di buku diceritakan bahwa ketika Tan De Baker bekerja sama dengan Fairy Bread, Tan dan Mey sering bertemu dan akhirnya jatuh cinta. Ending cerita adalah saat Mey dan Tansen membuat adonan biang baru yang diberinama Padre. Di film, ada tambahan alur dimana mey ternyata sudah memiliki kekasih dan akan menikah. Hubungan Tansen dengan Mey rusak, begitupun kontrak antara Tan De Baker dengan Fairy bread yang terputus. Tansen memilih kembali ke Bali. Sebelum dia pergi, dia berpesan kepada Mey agar menjaga Madre. Mey mencari Tansen ke Bali tapi tidak ditemukan. Akhirnya Mey mengembangkan Tan De bakker menjadi toko klasik dan masih tetap apa adanya. Ending cerita adalah saat Tansen kembali ke Bandung, menemui Tan de Bakker dan Mey.
Salah satu hal yang saya suka dari film dan buku Madre adalah tentang aktivitas blogging. Jika Tansen tidak bercerita di blognya, tidak ada kisah panjang Madre. Membuat semangat blogging saya bertambah. Meski social media sudah beraneka rupa, keep blogging deh. Tapi, waktu saya search blog "Sang pemburu Ombak", blog itu tidak ada. hehehe
Overall, kurang nampol untuk sebuah film. Diantara Film yang diangkat dari buku Dewi Lestari, yang paling bagus Perahu Kertas. Madre dan Rectoverso masih berasa ini sekedar FTV. 
"Kita harus menyikapi suatu hal secara manusiawi"


Kreatif Sampai Mati : handbook orang kreatif

March 23, 2013


Judul: Sila ke-6: Kreatif Sampai Mati
Penulis: Wahyu Aditya
Penyunting: Nur Jannah Intan
Cetakan ke-1 : 2013
Penerbit: Bentang
ISBN: 978-602-8811-99-6
Halaman: 302

Resensi:
Sebuah scratch book yang bisa dijadikan handbook bahkan buku bacaan wajib di sekolah. Buku ini menyemai imajinasi pembacanya agar tumbuh, berkembang, tidak takut gagal, dan out of the box. Menyajikan 17 bab yang disebut butir. Setiap bab dipisahkan dengan warna berbeda pada perpindahan bab serta disertai quotes yang tersaji secara kreatif. Pembaca tidak akan merasa sedang membaca buku, karena seolah-olah penulis berbicara langsung. Pembaca tidak perlu membayangkan secara rumit karena semua ilustrasi sangat jelas dan kreatif.

Di bagian awal, penulis menjabarkan mengenai caranya menemukan passion. Waditya juga mengkritisi bahwa yang namanya seni itu dibutuhkan dalam kehidupan. Hidup kita tidak selamanya butuh matematika, bergelut dengan angka dan ilmu pasti yang lainnya. Hidup itu butuh kreativitas dan warna. Jadi, tidak ada peng-anaktirian terhadap ilmu manapun. Semuanya tetap dibutuhkan tapi harus seimbang. Selanjutnya penulis mengarahkan pembaca untuk berlatih berpikir out of the box, menemukan ide, dan mematahkan perasaan takut gagal. Di bagian akhir, dijelaskan mengenai eksistensi serta perjuanagn KDRI (Kementrian Desain Republik Indonesia), dan Hellomotion dimana penulis adalah foundernya.

Bahasa yang digunakan ringan tapi tetap berusaha menyesuaikan dengan kaidah bahasa yang berlaku. Penuturan dari bawah lalu klimaks dan penurunan di bagian akhir. Bagian klimaks dalam buku ini dimulai di butir 5 yaitu “Bagaimana kalau?”. Berisi tentang mimpi sang penulis membuat video klip untu grup band favoritnya Padi. Mimpi itu terus diingat dan akhirnya terwujud. Meski dengan susah payah, dan takut mengecewakan Padi, ternyata klip yang unik tersebut mendapat penghargaan klip favorit pilihan penonton dari Video Musik Indonesia 2002.

Informasi yang tersaji di dalam buku yang digunakan untuk memperkuat ide penulis sudah snagat relevan, terbaru, dan valid. Semua gambar selalu disertai sumber asalnya, begitu pula dengan pernyatan-pernyataan atau quotes. Tidak ada pernyataan penulis yang terkesan menggurui.

Kreativitas penulis terlihat mulai dari cover depan, hingga cover belakang. Semua tampak proporsional, indah, unik, dan tidak membosankan. Pemilihan font yang pas serta penambahan coretan-coretan di sana sini adalah keunggulan yang bisa menarik pembaca dari berbagai usia, dan latar belakang. Sangat berbeda dengan buku motivasi lain. Pembaca tidak akan merasa berat membuka halaman demi halaman meski buku ini tergolong tebal. Hal lain yang menarik dari sisi desain adalah adanya gambar di pojok kanan dan kiri atas yang jika digerakan akan menjadi animasi. Selain itu tersedia space satu halaman cover yang bebas untuk di”kerjain” oleh pembaca.
Cover hasil kreasi saya (galau) 

Buku ini tentunya belum sempurna karena ada beberapa kelemahan. Konsistensi antar bab kurang baik. Hal ini bisa disebabkan karena cara menulis yang random. Di akhir bab disebutkan bahwa penulis menuangkan idenya secara random dari bab 2 lalu bab 4 dan kembali ke bab 2. Bagian yang tidak konsisten itu terasa sekali di sini:“kreativitas akan muncul secara subur adalah ketika orang-orang tersebut sudah menemukan tempat yang nyaman untuk berkarya” (halaman 21) adalah benar. Tapi di bagian lain yaitu di butir 7 malah jadi terasa kontra. Di sini penulis mengungkapkan mengenai keterbatasan yang menjadi peluang. Situsasi yang serba terbatas malah mendatangkan kreativitas. “..memanipulasi keterbatasan. Selain dipacu untuk kreatif, kita juga disadarkan tentang efisiensi dan berkreasi seoptimal mungkin”. Jadi yang benar, kreatifitas itu muncul dalam kondisi nyaman, terbatas, atau keduanya bisa?

Penulis adalah seorang animator, creator, desainer. Tentunya, tulisannya juga berkaitan dengan itu semua. Bagi pembaca yang kurang meminati hal itu tentu akan merasa bosan. Penulis sama seklai tidak menyinggung bidang kreativitas lain misalnya fashion atau arsitektur.

Pemilihan jenis kertas pada bagian cover perlu dipertimbangkan. Pada bagian cover “plain” yang disediakan untuk pembaca agar berekspresi justru licin. Penggunaan pensil warna dan krayon tidak bisa maksimal jika pembaca ingin menggambar dan mewarnainya.
Secara umum, buku ini sangat recomended untuk anak muda Indonesia maupun yang ingin berjiwa muda. Meski bentuknya “nyleneh” berupa scratch book tapi layak dijadikan handbook untuk para creator, bacaan putera-puteri di rumah maupun sekolah, serta motivasi bagi para pekerja yang merasa terjebak pada hal yang bukan passion.
Penulis berpesan secara tersirat di buku ini agar kreatifitas bisa dimanfaatkan bukan hanya untuk materi pribadi semata, tapi juga kontribusi yang bermanfaat bagi bangsa dan dunia. Kreatif itu sederhana, kita sering tidak merasa jika kita sedang berkreasi.

Review Madre Dee Lestari

March 21, 2013

“Apa rasanya jika sejarah kita berubah dalam sehari?

Darah saya mendadak seperempat Tionghoa,

Nenek saya seorang penjual roti, dan dia,

Bersama kakek yang tidak saya kenal,

Mewariskan anggota keluarga baru yang tidak pernah saya tahu: Madre.”


Judul: Madre
Penulis: Dee
Editor: Sitok Srengenge
Penerbit: Bentang
Jumlah Halaman: 160
Cetakan: 2, Agustus 2011
ISBN: 9786028811491

Ide yang brilian untuk mengangkat cerita bertema kuliner. Madre kumpulan cerita saya dapatkan di toko online Mizan menjelang peluncuran versi layar lebarnya. Meskipun ada versi terbaru dari Madre yaitu Madre: A coffetable book, memilih versi asli agar tahu kisah lainnya adalah pilihan yang lebih baik.

Sinopsis:
Madre adalah kumpulan prosa dan puisi yang dibuat oleh Dewi Lestari selama 5 tahun ke belakang. Untaian kisah apik ini menyuguhkan berbagai tema: perjuangan sebuah toko roti kuno, dialog antara ibu dan janinnya, dilema antara cinta dan persahabatan, sampai tema seperti reinkarnasi dan kemerdekaan sejati. Madre sendiri berbicara seputar kehidupan yang bersumber dari benda mati ("Madre"), komunikasi dalam diam antara ibu dengan janinnya ("Rimba Amniotik"), pencarian jodoh seorang laki-laki berdasarkan tanda-tanda alam yang misterius ("Have You Ever?"), evolusi drastis yang dapat terjadi dalam diri seorang manusia ("Guruji"), dan jiwa bebas seorang perempuan yang pada akhirnya mendarat di tanah yang lama ("Menunggu Layang-layang"). 
Cerita yang menjadi judul buku ini adalah Madre. Kisah tentang seorang laki-laki yang baru mengetahui bahwa dia adalah keturunan tukang roti setelah seorang pria Tionghoa tua bernama Tan meninggal. Dari situ, dia bertemu dengan orang-orang Tan de Bakker dan juga “Madre”, sebuah biang roti yang menjadi pivot utama cerita pendek ini. Selain Madre, ada juga cerita “Layang-layang” yang menceritakan tentang dua orang yang punya pribadi yang berbeda.

Review:
Secara keseluruhan, Madre bernuansa lebih lembut daripada Filosopi Kopi. Alur cerita di dalam buku ini adalah maju semuanya beralur maju. Hal ini membuat pembaca tidak perlu kesusahan memahami cerita. Banyak sekali perumpamaan-perumpamaan serta kalimat majas yang indah. Bahasa yang digunakan oleh penulis sesuai dengan kaidah kebahasaan yang resmi. Misalnya kata “Napas” bukan “Nafas”, dan kata
“Serdawa” bukan “Sendawa”. Pemilihan bahasa bukan hanya membuat suatu tulisan enak dibaca, tapi juga merupakan bentuk edukasi kepada pembaca. Apalagi kondisi Bahasa Indonesia saat ini sudah campur aduk dengan bahasa “gaul” atau bahasa daerah dan tidak tahu lagi mana yang asli. Kekuatan lain dari kumpulan cerita Dee Madre terlihat pada kekuatan penokohannya. Misalnya, Tansen yang bebas benar-benar dikuatkan dengan tindak tanduknya, gaya rambutnya, dan cara berfikirnya. Buku yang tipis dan ringan meskipun ada 13 kisah menandakan bahwa penulisnya mampu mengutarakan ide secara padat. Memilih kata yang seharusnya berupa paragraf menjadi hanya sebuah kalimat. Seperti sudah tertuang di awal resensi ini, ide dari cerita-ceritanya sangat berbeda dan fresh. Hal ini mengakibatkan pembaca tidak mudah menebak jalan cerita selanjutnya dan akhir cerita.
Seperti biasanya, Dewi Lestari sang penulis menghadirkan kalimat-kalimat indah “quotes” di bukunya.

“Itulah cinta. Itulah Tuhan. Pengalaman bukan penjelasan. Perjalanan bukan tujuan. Pertanyaan yang sungguh tidak berjodoh dengan segala jawaban.”

“Dan aku bertanya: apakah yang sanggup mengubah gumpal luka menjadi intan
Yang membekukan air mata menjadi kristal garam?
Sahabatku menjawab: Waktu
Hanya waktu yang mampu”

Diantara kelebihan-kelebihan dari buku kumpulan cerita ini, tentulah ada kelemahan. Cover Madre terlalu kaku, tidak seperti filosofi kopi atau Perahu kertas yang soft dan “menggoda”. Dari sisi psikologi, warna orange memberikan kesan tidak nyaman, dan sedikit gaduh. Mungkin karena sebab itulah warna ini paling banyak di pakai untuk menarik perhatian orang. Cover buku bukanlah suatu papan lalu lintas yang mengharuskan orang untuk melihatnya. Cara menarik perhatian pembaca agar mengambil buku ini di rak adalah seperti di cover perahu kertas. Tebalnya buku tidak menyurutkan niatan pembaca membuka halaman-halamannya.
Tidak semua orang menyukai dan mampu memahami prosa. Seharusnya penulis memisahkan antara kumpulan cerita dan kumpulan prosanya, sehingga pembaca tidak akan meng “skip” halaman yang tidak ia mengerti. Penulis seakan memaksakan diri memasukan cerita-cerita yang tak senyawa dengan Madre sehingga terkesan mengambang.
Pesan penulis yang bisa ditangkap diantaranya adalah tentang passion. Di cerita Madre ada Tansen yang memiliki pasion hidup bebas tapi ternyata diberikan anugerah Tuhan berupa kemampuan yang tidak dimiliki oleh orang kebanyakan. Seperti itulah hidup, tidak selamanya passion menghidupi kita, tapi kita tetap bisa hidup bersama passion.
Simpulan dari review ini, Madre memang recomended untuk dimiliki. Terutama bagi yang ingin tahu cara Dewi Lestari bercerita dalam versi singkat. Siapkan catatan kecil saat membacanya, karena buku ini memiliki quotes-quotes yang indah. "Madre" benar-benar imajinatif, membawa pembacanya kepada suasana toko roti tua, aroma ragi, tepung, dan hangatnya suasana dekat oven. Pantaslah jika akhirnya diangkat ke layar lebar.

untuk menghadirkan engkau, aku, ruang, waktu

dan menjembatani semuanya

demi memahami dirinya sendiri." (Hal.160)
 image source:
www.ceritamu.com

Auto Post Signature

Auto Post  Signature