Istirahatlah Kata-Kata, Pesan Untuk Generasi 90an

January 21, 2017
review film istirahatlah kata-kata, sinopsis film istirahatlah kata-kata, review film wiji thukul

Saya masuk ke bioskop dengan prasangka bahwa film yang akan saya tonton ini pasti menguras emosi dan air mata. Bagaimana tidak, ini adalah film yang konon menceritakan Wiji Thukul si penyair yang hilang hingga kini. Mungkin ini juga yang ada di pikiran 30an orang lain di studio 6 Blitz tadi siang. Sebagian besar oom-oom sih, mungkin saya yang paling unyu ahahaha. Nggak nyangka kalau Istirahatlaj kata-kata akhirnya ditayangkan di bioskop secara umum. Meski nggak semua bioskop nayangin sih ya, Bekasi saja cuma satu studio. Bagi saya generasi 90an, ini adalah pesan dari masa lampau. Masa dimana kami masih bedakan cemong-cemong dan nonton arena 123. Dunia terasa damai dan tentram, tanpa tahu ada sosok wiji Thukul dan banyak kawan-kawan seperjuangannya yang menjadi buron.


Sinopsis

Istirahatlah kata-kata dimulai dengan adegan seorang anak yang sedang diinterogasi polisi di rumahnya. Itulah putri kecil wiji thukul, Fitri. Rumah sang penyair digeledah untuk kesekian kali. Sang empu rumah buron, dia berpindah dari rumah seorang teman ke teman lain di Pontianak. Dalam pelarian, Wiji sempat berganti identitas dan menumpang di tempat temannya yang orang Medan sebelum kembali ke Jawa.

Review

Ekspektasi saya akan segala drama menguras emosi, ternyata tidak ada. Aman, tentram, tenang. Kok bisa?

Minim Dialog

Ini film yang minim dialog di luar puisi-puisi wiji Thukul. Selain minim dialog juga minim musik. Tapi Kesan gelisah, tidak jelas, yang dialami para tokoh bisa nyampe banget lho.


Gambar Yang Bercerita

Sebab mimim dialog, maka bagaimana menyampaikan pesan jika idak lewat gambar? Saya merasakan kekuatan dalam gambar-gambar di film Istirahatlah kata-kata ini. Bukan angle luar biasa apalagi animasi bombastis melainkan komposisinya. Gambarnya benar-benar bisa bercerita.
review film istirahatlah kata-kata, sinopsis film istirahatlah kata-kata, review film wiji thukul
source: www.hollywoodreporter.com


Penokohan

Saya suka akting Marissa Anita banget yang berperan sebagai Sipon istri Wiji Thukul. Menjiwai pastinya, dan gerak-geriknya...cara jalannya...intonasi kalimatnya, ah kece. Saya nggak tahu sih, Sipon asli itu seperti apa.


Setting

Istirahatlah kata-kata bersetting tahun 1996, detil yang ada di film itu juga diperhatikan. Plat nomor, jenis motor, pakaian, juga dandanan. Ada sebuah adegan dimana muncul cameo seorang wanita yang membawa dokumen untik KTP baru Wiji Thukul. Meski muncul sekilas, tapi dandanan serta wardrobe si wanita ala 90an banget. Nggak ada tuh bedak kinclong hasil pakai bb cushion khas kekinian apalagi lipcream warna neon.

Sedikit kecolongan terjadi di scene pasar sepeda. Saya melihat sepeda-sepeda merek masa kini terpajang di sana, hehehe.


Bukan Film Kontroversial

Saya sempat berprasangka bahwa film ini pasti emosional dan memicu kontroversi. Ternyata, tidak lho. Sutradara Yosep Anggi Noen berhasil membawa Gunawan Maryanto memerankan sosok Wiji Thukul selayaknya manusia biasa. Rakyat sipil yang buron, bukan sebagai aktivis dengan amarah membara. Bukan pula diceritakan tentang sejarah siapa Wiji dan mengapa dia buron, bukan. Tidak ada darah, tidak ada kebencian membuncah yang saya rasakan hingga akhir cerita. Tetap menjadi misteri, tanpa ditambah-tambah dramatisasi.

Siapa Wiji Thukul

Sebagai generasi 90an yang berharap bisa mengetahui siapa sebenarnya sosok Wiji Thukul, saya tidak menemukannya di Istirahatlah kata-kata. Tapi meski pengetahuan saya soal ini sama sekali nol, pesannya nyampe kok. Kondisi rakyat yang tak berdaya, kegelisahan seorang buron, dan ketidakjelasan seorang istri yang suaminya pulang dari persembunyian untuk akhirnya pergi lagi.

Rate

Saya beri rate 4 dari 5 deh untuk Istirahatlah kata-kata.
aku ora pengin kowe lungo, tapi aku yo ra pengin kowe muleh, aku mung pengin kowe ono - Sipon
Ternyata, ada hal-hal di periode 90an yang baru saya tahu. Baguslah tahunya sekarang, saat sudah bisa berfikir. Kadang saya merasa sangat beruntung sebab saat masa kecil...tak ada berita buruk di televisi. Isinya berita pembangunan, berita orang rapat, orang sidang. Coba dulu tahu berita soal demo besar di Medan, penangkapan aktivis di beberapa daerah, hemm...mungkin bisa  menjadi trauma. Terima kasih Istirahatlah kata-kata untuk sedikit pelajaran sejarahnya hari ini kepada saya generasi 90an.


28 comments on "Istirahatlah Kata-Kata, Pesan Untuk Generasi 90an"
  1. Hm..minim dialog, sejalan dg judulnya ya.. Di Pekalongan main gak ya?

    ReplyDelete
  2. Wah. Jadi makin penasaran! Senin nonton ah! :3

    ReplyDelete
    Replies
    1. ayeyy, aku lagi nonton senyap nih...habis tu mau jagal

      Delete
  3. Interesting... dan masih banyak misteri yang tersisa ya..

    ReplyDelete
  4. Menarik.Jadi penasaran pengen nonton. Tapiii ... di daerah tempat tinggal saya tidak ada bioskop. Gimana donk? *pasang muka sedih*

    ReplyDelete
  5. Pengen nonton ini...semoga sempat *sok sibuk :p

    ReplyDelete
  6. Baru tahu cerita Wiji waktu kuliah, dan jadi penasaran dengan filmnya... tapi nonton dimana?? *nasib gak punya bioskop :(

    ReplyDelete
  7. Baru nonton tadi siang, dan setujuuu suka sama angle-angle yang diambil di film ini dan aktingnya Marissa Anita! dia fasih banget ngomong pakai Bahasa Jawa. Yap film ini minim banget dialog dan musik, tapi pesannya tersampaikan :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. sepakaat...
      ayo nonton sneyap sama jagal juga. dah ada di yutub tuh.

      Delete
  8. hmm jrang banget ke BLITZ makanya gatau ada film ini

    ReplyDelete
  9. Aku lagi duduk manis depan layar nih nay, mau nonton. Dan inget km udh review film ini. Ok aku ada sedikit gambaran, karna memang gk sama sekali tau ttg wiji thukul

    ReplyDelete
    Replies
    1. wkwkw kamu sempet2nya browsing yak ahahhaa

      Delete
  10. Sempet denger nama wiji thukul itu, beliau salah satu tokoh 90n yang hilang entah kemana, semacam kasus pembunuhan aktivis ham Munir mungkin ya? sampai sekarang masih misteri

    ReplyDelete
  11. Pasti seru tuh kak filmnya. pokoknya jadi pengen lihat nih...

    ReplyDelete
  12. Marisa anita yang mantan penyiar sekarang maen film ternyata

    ReplyDelete
  13. ceritanya bagus... coba ada lanjutan filmnya pasti ane tonton

    ReplyDelete
  14. Biasanya film yg minim dialog dan lebih mengedepankan gambar sebagai representasi mereka. Para pemainnya watak semua, hmmm ... penasaran jadinya sama film ini.

    ReplyDelete
  15. blm sempet nonton udh turun layar -__-
    di bbrp film bersetting lama memang suka ada kecolongan kayak gitu :3
    bahkan kalo jeli ada mobil dan sepeda motor masa kini juga ikutan muncul :D

    ReplyDelete
  16. kayaknya bagus ya filmnya.... aku jadi pengen nonton .. aku juga kangen masa-masa 90an.. masa dimana anak-anak mendapat apa yang seharusnya mereka dapat dari negeri ini, permainan anak-anak bukan gadget, film kartu bukan sinetron alay ... aduh jadi sedih

    ReplyDelete
  17. Paling suka judulnya. Kadang ketika kepala sudah pusing waktu scroll medsos isinya, "aku tu bla bla" "anakku bla bla" "tetanggaku bla bla" belum lagi segala screenshoot obrolan dengan suami diupload, lalu tiba2 tulisan "istirahatlah kata2" melintas di timelineku, that's exactly the words i want to scream at those people. Hayati lelah hahaaa

    ReplyDelete
  18. Pengeeeeen banget nonton film ini...

    ReplyDelete
  19. Film yang memotret Wiji Thukul dari sisi lain ^^
    Saya juga suka akting Marrisa.

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung.
Komentar berisi LINK HIDUP akan DIHAPUS.

^^ @Innnayah

Auto Post Signature

Auto Post  Signature