Pencegahan dan Penanganan Kesehatan Bagi Ibu dan Anak Kelahiran Prematur #BICARAGIZI

November 25, 2021
Pencegahan dan Penanganan Kesehatan bagi Ibu dan Anak Kelahiran Prematur


Salah seorang sepupu saya lahir prematur, ibunya mengalami hipertensi saat itu. Berhari-hari sepupu saya di incubator, dokter sempat khawatir. Anak itu kini telah kuliah, menjadi anak yang sehat dan secara intelektual juga lumayan. Sejak lahir hingga remaja tak mengalami skait aneh-aneh, cukup Tangguh. Penanganan anak lair premature harus diketahui oleh para calon orang tua, pun yang tak kalah penting bagaimana mencegah agar tidak terjadi kelahiran prematur.


Data kelahiran prematur

Menurut riset dari organisasi kesehatan dunia (WHO), 1 dari 10 anak lahir prematur. Bahkan, setiap tahun diperkirakan 15 juta anak di seluruh dunia lahir sebelum waktunya, yakni lebih dari 3 minggu sebelumnya. Di Indonesia sendiri, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2019 menunjukkan 85% kematian pada anak yang baru lahir disebabkan oleh kelahiran prematur.


Anak yang lahir secara prematur memiliki risiko lebih tinggi dengan masalah kesehatan jangka panjang yang serius. Tak hanya Si Kecil, ibu pun perlu mendapatkan perhatian dalam memulihkan diri. Kondisi ibu yang melahirkan prematur cenderung memiliki kondisi yang tidak baik, seperti kekhawatiran berlebih, stres dan kelelahan akibat anak perlu diperhatikan lebih ekstra.


Hari Prematur Sedunia

Bertepatan dengan Hari Prematur Sedunia yang jatuh pada 17 November 2021, Danone Specialized Nutrition Indonesia (Danone SN Indonesia) menyelenggarakan Bicara Gizi yang mengangkat tema Tantangan dan Penanganan Kesehatan bagi Ibu dan Anak Kelahiran Prematur dengan menghadirkan pembicara Dr. dr. Rima Irwinda, Sp.OG(K) – Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan Fetomaternal dan Dr. dr. Putri Maharani TM, Sp.A(K) – Dokter Spesialis Anak Konsultan Neonatologi.


Faktor Risiko Kelahiran Prematur

Faktor risiko yang berpotensi menyebabkan kelahiran prematur dapat dikategorikan dalam 3 karakteristik, yaitu karakteristik ibu, karakteristik nutrisi, dan karakteristik kehamilan. Karakteristik ibu terkait usia, kebiasaan merokok, dan kondisi psikologis ibu. Faktor risiko berdasarkan karakteristik nutrisi terkait indeks massa tubuh, kenaikan berat badan selama kehamilan, kebiasaan makan, kebiasaan minum kopi, dan konsumsi suplementasi. Sedangkan faktor risiko berdasarkan karakteristik kehamilan meliputi riwayat persalinan, riwayat memiliki anak kembar, masalah kesehatan selama kehamilan, dan riwayat pemeriksaan USG.

Pencegahan dan Penanganan Kesehatan bagi Ibu dan Anak Kelahiran Prematur


Hal utama yang harus dilakukan adalah memberikan edukasi untuk mendukung kehamilan yang sehat, konsultasi kepada ahlinya, dan menekankan pentingnya memahami faktor risiko kelahiran prematur. Salah satu upaya untuk menurunkan risiko kelahiran prematur dapat dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan nutrisi melalui suplementasi Omega 3, Zinc, Vitamin D3, atau multi-mikronutrien.


Merawat Anak Lahir Prematur

Dokter Spesialis Anak Konsultan Neonatologi Dr. dr. Putri Maharani TM, Sp.A(K) menjelaskan, “Kesulitan utama dalam kasus prematur ialah perawatan anak lahir prematur. Anak lahir prematur mempunyai kesulitan untuk beradaptasi dengan kehidupan di luar rahim akibat ketidakmatangan sistem organ tubuhnya seperti paru-paru, jantung, ginjal, hati, dan sistem pencernaannya. Upaya untuk meminimalkan dampak negatif selama perawatan adalah menjaga agar BBLR berada dalam kondisi yang optimal untuk tumbuh dan berkembang, salah satunya dengan menerapkan developmental care.”


Prinsip developmental care meliputi keterlibatan keluarga, meminimalkan stres, dan mengoptimalkan pemberian ASI, sebagai nutrisi yang terbaik bagi bayi. Pemantauan berkala, perawatan, dan penanganan khusus menjadi faktor penting bagi tumbuh kembang anak kelahiran prematur. Faktor kenyamanan dapat menurunkan metabolisme tubuh yang pada akhirnya dapat meningkatkan saturasi oksigen. Anak lahir prematur yang mendapatkan intervensi kenyamanan yang kondusif dapat memaksimalkan energi yang dimiliki untuk mendukung tumbuh kembangnya sehingga lebih cepat dalam mencapai kondisi kesehatan yang optimal. Faktor kenyamanan dapat dilakukan dengan membangun ikatan yang kuat (bonding time) antara orang tua dan si kecil dan mempertahankannya sesuai usia pertumbuhan anak.

Post Comment
Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung.
Komentar berisi LINK HIDUP akan DIHAPUS.

^^ @Innnayah

Auto Post Signature

Auto Post  Signature