Kreatif Sampai Mati : handbook orang kreatif

March 23, 2013


Judul: Sila ke-6: Kreatif Sampai Mati
Penulis: Wahyu Aditya
Penyunting: Nur Jannah Intan
Cetakan ke-1 : 2013
Penerbit: Bentang
ISBN: 978-602-8811-99-6
Halaman: 302

Resensi:
Sebuah scratch book yang bisa dijadikan handbook bahkan buku bacaan wajib di sekolah. Buku ini menyemai imajinasi pembacanya agar tumbuh, berkembang, tidak takut gagal, dan out of the box. Menyajikan 17 bab yang disebut butir. Setiap bab dipisahkan dengan warna berbeda pada perpindahan bab serta disertai quotes yang tersaji secara kreatif. Pembaca tidak akan merasa sedang membaca buku, karena seolah-olah penulis berbicara langsung. Pembaca tidak perlu membayangkan secara rumit karena semua ilustrasi sangat jelas dan kreatif.

Di bagian awal, penulis menjabarkan mengenai caranya menemukan passion. Waditya juga mengkritisi bahwa yang namanya seni itu dibutuhkan dalam kehidupan. Hidup kita tidak selamanya butuh matematika, bergelut dengan angka dan ilmu pasti yang lainnya. Hidup itu butuh kreativitas dan warna. Jadi, tidak ada peng-anaktirian terhadap ilmu manapun. Semuanya tetap dibutuhkan tapi harus seimbang. Selanjutnya penulis mengarahkan pembaca untuk berlatih berpikir out of the box, menemukan ide, dan mematahkan perasaan takut gagal. Di bagian akhir, dijelaskan mengenai eksistensi serta perjuanagn KDRI (Kementrian Desain Republik Indonesia), dan Hellomotion dimana penulis adalah foundernya.

Bahasa yang digunakan ringan tapi tetap berusaha menyesuaikan dengan kaidah bahasa yang berlaku. Penuturan dari bawah lalu klimaks dan penurunan di bagian akhir. Bagian klimaks dalam buku ini dimulai di butir 5 yaitu “Bagaimana kalau?”. Berisi tentang mimpi sang penulis membuat video klip untu grup band favoritnya Padi. Mimpi itu terus diingat dan akhirnya terwujud. Meski dengan susah payah, dan takut mengecewakan Padi, ternyata klip yang unik tersebut mendapat penghargaan klip favorit pilihan penonton dari Video Musik Indonesia 2002.

Informasi yang tersaji di dalam buku yang digunakan untuk memperkuat ide penulis sudah snagat relevan, terbaru, dan valid. Semua gambar selalu disertai sumber asalnya, begitu pula dengan pernyatan-pernyataan atau quotes. Tidak ada pernyataan penulis yang terkesan menggurui.

Kreativitas penulis terlihat mulai dari cover depan, hingga cover belakang. Semua tampak proporsional, indah, unik, dan tidak membosankan. Pemilihan font yang pas serta penambahan coretan-coretan di sana sini adalah keunggulan yang bisa menarik pembaca dari berbagai usia, dan latar belakang. Sangat berbeda dengan buku motivasi lain. Pembaca tidak akan merasa berat membuka halaman demi halaman meski buku ini tergolong tebal. Hal lain yang menarik dari sisi desain adalah adanya gambar di pojok kanan dan kiri atas yang jika digerakan akan menjadi animasi. Selain itu tersedia space satu halaman cover yang bebas untuk di”kerjain” oleh pembaca.
Cover hasil kreasi saya (galau) 

Buku ini tentunya belum sempurna karena ada beberapa kelemahan. Konsistensi antar bab kurang baik. Hal ini bisa disebabkan karena cara menulis yang random. Di akhir bab disebutkan bahwa penulis menuangkan idenya secara random dari bab 2 lalu bab 4 dan kembali ke bab 2. Bagian yang tidak konsisten itu terasa sekali di sini:“kreativitas akan muncul secara subur adalah ketika orang-orang tersebut sudah menemukan tempat yang nyaman untuk berkarya” (halaman 21) adalah benar. Tapi di bagian lain yaitu di butir 7 malah jadi terasa kontra. Di sini penulis mengungkapkan mengenai keterbatasan yang menjadi peluang. Situsasi yang serba terbatas malah mendatangkan kreativitas. “..memanipulasi keterbatasan. Selain dipacu untuk kreatif, kita juga disadarkan tentang efisiensi dan berkreasi seoptimal mungkin”. Jadi yang benar, kreatifitas itu muncul dalam kondisi nyaman, terbatas, atau keduanya bisa?

Penulis adalah seorang animator, creator, desainer. Tentunya, tulisannya juga berkaitan dengan itu semua. Bagi pembaca yang kurang meminati hal itu tentu akan merasa bosan. Penulis sama seklai tidak menyinggung bidang kreativitas lain misalnya fashion atau arsitektur.

Pemilihan jenis kertas pada bagian cover perlu dipertimbangkan. Pada bagian cover “plain” yang disediakan untuk pembaca agar berekspresi justru licin. Penggunaan pensil warna dan krayon tidak bisa maksimal jika pembaca ingin menggambar dan mewarnainya.
Secara umum, buku ini sangat recomended untuk anak muda Indonesia maupun yang ingin berjiwa muda. Meski bentuknya “nyleneh” berupa scratch book tapi layak dijadikan handbook untuk para creator, bacaan putera-puteri di rumah maupun sekolah, serta motivasi bagi para pekerja yang merasa terjebak pada hal yang bukan passion.
Penulis berpesan secara tersirat di buku ini agar kreatifitas bisa dimanfaatkan bukan hanya untuk materi pribadi semata, tapi juga kontribusi yang bermanfaat bagi bangsa dan dunia. Kreatif itu sederhana, kita sering tidak merasa jika kita sedang berkreasi.

Post Comment
Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung.
Komentar berisi LINK HIDUP akan DIHAPUS.

^^ @Innnayah

Auto Post Signature

Auto Post  Signature