Review Film Madre-Penuh Kejutan

March 29, 2013
Film ini lahir dari sebuah cerita yang terdapat di buku kumpulan cerita Madre karangan Dewi Lestari. Review bukunya bisa dilihat di sini review buku Madre
20% film madre berasal dari buku, dan sisanya adalah sesuatu yang baru. Bahkan endingnya pun berbeda dengan buku. Ya..memang tidak mudah memvisualisasikan buku, apalagi untuk cerita yang hanya beberapa lembar. Jika ingin 100% mengambil dari buku, film ini mungkin durasinya hanya 30 menit.
Setting film ini di jl. Braga Bandung, sedangkan aslinya di kota tua Jakarta. Panorama bali beberapa kali menghiasi scene, tapi daya tarik Braga yang oldie dan klasik lebih membuat segar mata. Karakter Tan yang diperankan Vino G Bastian sebenarnya cocok, tapi kurang artistic karena wig gimbalnya itu. Kelihatan banget kalau itu wig. Hehehe.

Perbedaan lain dari film madre dan bukunya selain setting adalah alur cerita. Di buku diceritakan bahwa ketika Tan De Baker bekerja sama dengan Fairy Bread, Tan dan Mey sering bertemu dan akhirnya jatuh cinta. Ending cerita adalah saat Mey dan Tansen membuat adonan biang baru yang diberinama Padre. Di film, ada tambahan alur dimana mey ternyata sudah memiliki kekasih dan akan menikah. Hubungan Tansen dengan Mey rusak, begitupun kontrak antara Tan De Baker dengan Fairy bread yang terputus. Tansen memilih kembali ke Bali. Sebelum dia pergi, dia berpesan kepada Mey agar menjaga Madre. Mey mencari Tansen ke Bali tapi tidak ditemukan. Akhirnya Mey mengembangkan Tan De bakker menjadi toko klasik dan masih tetap apa adanya. Ending cerita adalah saat Tansen kembali ke Bandung, menemui Tan de Bakker dan Mey.
Salah satu hal yang saya suka dari film dan buku Madre adalah tentang aktivitas blogging. Jika Tansen tidak bercerita di blognya, tidak ada kisah panjang Madre. Membuat semangat blogging saya bertambah. Meski social media sudah beraneka rupa, keep blogging deh. Tapi, waktu saya search blog "Sang pemburu Ombak", blog itu tidak ada. hehehe
Overall, kurang nampol untuk sebuah film. Diantara Film yang diangkat dari buku Dewi Lestari, yang paling bagus Perahu Kertas. Madre dan Rectoverso masih berasa ini sekedar FTV. 
"Kita harus menyikapi suatu hal secara manusiawi"


Post Comment
Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung.
Komentar berisi LINK HIDUP akan DIHAPUS.

^^ @Innnayah

Auto Post Signature

Auto Post  Signature