3 Hal tentang batik yang sepertinya belum kamu ketahui

November 02, 2017
Rasanya aku semakin bangga saja dengan KTP Pekalonganku. Bulan Oktober lalu, hampir seluruhnya bercorak batik. Aku semakin mengenal segala pojok Pekalongan dan makin cinta dengan batik. Selain event Pekan batik Nusantara 2017 yang tahun ini lebih seru, aku juga sempat berkunjung ke beberapa kampung batik di Pekalongan dan Solo. Takdir membenturkanku dengan segala ‘tetek bengek’ pembatikan termasuk orang-orang yang benar-benar peduli dan kecintaannya terhadap batik ngga bisa dipertanyakan lagi. Dari mereka, ada beberapa point yang aku tangkap sih. Paling engga, kalian harus ngerti 3 hal ini deh kalau ngaku cinta batik.
3 Hal tentang batik yang sepertinya belum kamu ketahui

Batik printing itu bukan batik

Sebelum bicara lebih jauh, aku mau kamu paham dulu bahwa batik yang sekarang ada di dunia terdiri dari 3 jenis. Batik tulis, batik cap, dan batik printing. Sudah jelas ya kalau batik tulis itu ya yang di’titik-titik’ pakai canting centimeter demi centimeter kainnya. Mirip dengan batik tulis, ada yang namanya batik cap. Pada batik cap, cantingnya berbentuk seperti stempel. Masih sama kok material yang ditempelkan ke kain adalah lilin atau yang disebut malam. Nah, jenis batik yang ke-3 adalah batik printing. Ini bukan batik ya, hanya kain bermotif batik saja.


Lalu bagaimana kita tahu itu batik tulis, cap, atau printing? Secara kasat mata kalau belum terbiasa ya bakal sulit. Langkah paling mudah adalah dengan bertanya ketika mau beli. Kalau penjualnya bohong gimana? Atau kalau belinya di situs belanja online kan ngga bisa cek. Nih, aku kasih video cara membedakan batik asli dan palsu ya.

Limbah batik bisa diolah terlebih dahulu

Mungkin banyak yang belum tahu kalau pada proses pembuatan batik, ada limbah yang berpotensi mencemari lingkungan. Lilin yang digunakan untuk menutupi sebagian kain pada akhirnya akan ‘dilorod’ dan mengalir menjadi limbah cair. Belum lagi pewarna batik, meksipun sebenarnya ada batik warna alam yang pewarnanya alami. Tapi, nggak semua pakai kan ya batik warna alam ini. Ya biar semua orang sanggup beli batik lah, karena jujur saja yang pakai pewarna alami itu mahal ehehhe.

Di Pekalongan, batik sering dijadikan kambing hitam sebagai sumber pencemar sungai. Apalagi saat musim penghujan tiba dan genangan air warna-warni menghiasi jalan-jalan. Sebenarnya, limbah batik bisa diolah terlebih dahulu lho sebelum dialirkan ke sungai.

Aku sempat berkunjung ke kampung batik Kauman di Pekalongan saat famtrip Pekan batik Nusantara. Meskipun kota batik lagi panas banget siang itu, aku sih tetap antusias ya karena penasaran dan mungkin juga Karena pakai kerudung instan 2017 hahha.

Di Kauman ada Instalasi Pengolahan Air Limbah yang menjadikan kampung batik ini ‘mapan’ menurutku. Kalau mau belanja batik sekaligus melihat proses pembuatan batiknya langsung, aku saranin ke Kauman. Pembatik disini kecintaanya terhadap lingkungan sudah terbukti, tinggal bagaimana semangat ini bisa menular ke semua orang. Nggak hanya sesama pengarajin batik namun juga home industry jeans, palekat, tenun, dan kawan-kawannya.

canting cap

Dulu, kalau bicara canting itu ya alat mbatik yang ditiup itu. Padahal ada canting untuk batik cap yang terbuat dari logam dengan detil sesuai motif batik. Di Pekalongan, bahkan ada yang namanya kampung canting. Di kampung yang terletak di daerah Landungsari tersebut kamu bisa menemukan para pengrajin canting cap yang sedang bekerja di workshopnya.

canting cap pekalongan

Jangan salah, canting cap dari Landungsari sudah menyebar ke seluruh nusantara lho. Kalau dilihat sekilas kayaknya rumit banget ya cara pembuatannya. Begitulah, ada banyak proses dalam pembatikan termasuk urusan bikin cantingnya yang harus dihargai. Sering-seringlah beli batik asli, ya minimal setahun sekali buat event hari batik. Kalau para cewe belanja di toko online batik wanita dan menemukan batik incaran dengan harga agak mahal…ya mungkin itu batik cap. Meskipun batik cap ngga semahal batik tulis sih.
batik tulis

Jadi…dari tiga hal di atas kamu sudah tahu semua sebelum aku tulis ini? Wah…keren, layaklah ya disebut pecinta batik. 
7 comments on "3 Hal tentang batik yang sepertinya belum kamu ketahui"
  1. aku taunya kl batik print bukan batik, hehe. Soal yg pengolahan limbah batik sebelum ke sungai kayaknya kl dijadiin semacem edukasi massal sama Pemerintah Pekalongan, keren juga ya Nay. Btw, jadi kpn pindah ke Pekalongan nih? wkwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. pasrah kemana angin kan memvawaku pindah mba

      Delete
  2. Ternyata landungsari ada dimana2,termasuk di pekalongan.
    sampe sekarang aku penasaran banget sama canting dan cara menggunakannya,klp lihat di tv kayaknya gampang tapi kenyataannya sulit banget kayaknya buat pemula

    ReplyDelete
  3. Jadi pengen ikut kamu ke Pekalongan Sist, buat wisata batik. Poin 2 dan 3 aku beneran baru tau. Kalo poin 1 aku mah nekat pake batik print di hari kerja yang mengharuskan batik, soalnya eman2 kalau batik tulis sering2 dipake :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. ayo Ni...Pekalongan itu deket lho, 4 jam doang dari jakarta

      Delete
  4. aku juga suka batik Tante

    gambarnya bagus bagus yaa

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung.
Komentar berisi LINK HIDUP akan DIHAPUS.

^^ @Innnayah

Auto Post Signature

Auto Post  Signature