Belajar sejarah lewat buku fiksi itu seru. Imajinasi bebas saja tanpa peduli mana yang benar terjadi mana yang dramatisasi. Sangat beda rasanya dengan saat belajar di pelajaran sekolah. Yang ada malahan beban merasa harus menhapal sekian nama, kejadian, bahkan angka. Membaca kumpulan cerpen dalam buku Teh dan Pengkhianat membuatku semakin rindu membaca karya sastra.
Identitas Buku
Judul: Teh dan Penghianat
Penulis: Iksaka Banu
Jumlah Halaman: 164
Sinopsis
Review
Beberapa cerita justru berkaitan dnegan kehidupan sekarang,
mislanya yang bertema fanatisme buta dengan cerpen berjudul Tegak Dunia. Kisah
ini menitikberatkan cerita pada hadirnya Globe tiruan bumi dalam membungkam
opini para pemuka agama saat itu yang meyakini bahwa bumi itu datar, karena
saking fanitiknya dengan agama.
Bagi kaum feminism, tenang saja. Ada cerpen berjudul
Belenggu Emas yang bercerita tentang kekaguman wanita kulit putih kepada
sesosok wanita pribumi yang digadang-gadang sebagai pembaharu. Wanita tersebut
tak lain ialah Rohana Kudus, salah seorang pelopor emansipasi. Dia menerbitkan
surat kabar yang membawa serta harapan untuk kemajuan kaum perempuan, Soenting
Melajoe (SM).
Lalu teh dan pengkhianat yang dijadikan judul buku kumpulan
cerpen ini bagaimana? Dalam kisah tersebut kita akan melihat kontradiksi bahwa
yang berjuang melawan kemunafikan adalah buruh-buruh dari China.
Berikut ini adalah 13 judul cerpen di buku Teh dan Pengkhianat:
- Kalabaka
- Tegak dunia
- Teh dan pengkhianat
- Variola
- Sebutir peluru saja
- Lazarus tak ada di sini
- Kutukan lara ireng
- Di atas kereta angin
- Belenggu emas
- Nieke de flinder
- Tawanan
- Indonesia memanggil
- Semua sudah selesai
Rate
3 dari 5
Secara keseluruhan aku suka dan cukup menikmati kumpulan cerpen Teh dan Pengkhianat. Mungkin perlu membaca karaya penulis ini di judul yang lain.
Post Comment
Post a comment
Terima kasih sudah berkunjung.
Komentar berisi LINK HIDUP akan DIHAPUS.
^^ @Innnayah