10 tahun yang lalu, saya masih di rooftop fakultas teknologi Pertanian IPB untuk praktikum mata kuliah Teknik Konversi Energi Terbarukan. Matkul yang aku suka banget sebenarnya, tapi anehnya nilaiku C ahahha. Aku suka, tapi aku nggak serius malah kluyuran pas mau ujian. Inget banget! oke sudah nostalgianya. Jaman itu, aku masih menganggap PLTS di Indonesia kayak angan belaka. Kalau skala rumah tangga atau yang lampu di pinggir jalan gitu sudah banyak lihat yah. Tapi skala masif? Ternyata di 2021 Danone Indonesia menyadarkan bahwa itu bukan sekadar angan.
Masalah perubahan iklim dan emisi karbon
![]() |
Di bawah solar cell |
Perubahan iklim menimbulkan
risiko yang signifikan terhadap sumber daya alam Indonesia yang pada akhirnya
bisa berdampak produksi dan distribusi makanan, air dan energi. Oleh karena itu
pemerintah Indonesia menilai penanganan isu perubahan iklim dan upaya-upaya
adaptasi sebagai satu konsep terintegrasi untuk membangun ketahanan sumber daya
pangan, air dan juga energi. Indonesia telah membuat komitmen untuk
mengurangi Emisi Rumah Kaca sebesar 29% pada 2030.
Penanganan isu perubahan iklim
bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata, melainkan tanggung jawab
semua elemen masyarakat terutama perusahaan dan juga sektor swasta. Pihak
swasta juga perlu menggandeng pemangku kepentingan yang terkait termasuk
masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi operasional perusahaan untuk turut
berpartisipasi dalam melindungi lingkungan dan penghematan energi untuk masa
depan Indonesia yang lebih baik.
Blue Operations Danone
Dalam penanganan isu perubahan
iklim, Danone secara global berkomitmen untuk menjadi perusahaan yang netral
karbon dalam seluruh rantai pasokan perusahaan pada 2050. Sebagai wujud untuk
memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan dan mengurangi jejak karbon,
Danone-AQUA memiliki inisiatif Blue Operations yang merupakan
prinsip operasional perusahaan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan di
Indonesia.
Danone-AQUA merupakan pelopor
pemanfaatan PLTS Atap di industri dalam negeri sejak 2017. Perusahaan juga
berkomitmen membangun PLTS Atap di 21 pabrik Danone-AQUA di Indonesia dengan
total kapasitas lebih dari 15,000 kWp pada 2023 yang mampu menghasilkan tenaga
listrik sebesar 21 GWh sekaligus mengurangi emisi karbon hingga 16.633 ton CO2
per tahun.
PLTS di Atap Pabrik Danone Terbesar
Danone-AQUA meresmikan Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di Pabrik Mekarsari, salah satu PLTS Atap terbesar
di Jawa Barat yang diinisiasi oleh industri. Pemasangan PLTS Atap di Pabrik
Mekarsari, Jawa Barat, merupakan bagian dari komitmen Danone-AQUA untuk
mendukung Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan bauran energi baru terbarukan
hingga 23% pada 2025, dan komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk
meningkatkan implementasi energi baru terbarukan hingga 6.8 GW pada 2025.
Penerapan PLTS Atap di Pabrik
Mekarsari merupakan bagian dari inisiatif Danone secara global untuk
menggunakan energi listrik terbarukan hingga 100% untuk operasional seluruh
pabriknya pada 2030. Dengan kapasitas sistem sebesar 2112 kWp dapat
menghasilkan listrik sebesar 2,3 GWh per tahun dan dapat mengurangi 1.916 ton
CO2 per tahun. Kapasitas PLTS atap pabrik Danone itu setara dengan
kebutuhan 2.300 rumah tangga. Hal itu mengacu kepada konsumsi rumah tangga
mencapai 1.012 kilowatt jam (kWh) pada 2017.
Percontohan Untuk Industri Lain di Jawa Barat
Menurut Ridwan Kamil gubernur
Jabar yang ikut meresmikan PLTS, dalam Rencana Umum Energi Daerah (RUED) Jawa
Barat menargetkan add-on dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar
918 MW. Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga memiliki target untuk menurunkan
emisi Gas Rumah Kaca hingga 4,29 persen di mana 1,84 persen adalah kontribusi
sektor energi.
Memanen energi surya di Indonesia adalah tantangan di depan mata. Potensi luar biasa yang manfaatnya tidak hanya dari sisi ekonomi namun juga bagaimana menjaga keberlangsungan energi tanpa merusak keseimbangan lingkungan.
Post Comment
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung.
Komentar berisi LINK HIDUP akan DIHAPUS.
^^ @Innnayah