Setahun belakangan ini kita makin sadar tentang Kesehatan, dari fisik hingga mental. Salah satu organ yang paling penting bagi kita adalah jantung. Minggu lalu tepatnya tanggal 29 September 2021 adalah hari peringatan jantung sedunia. Melalui hari jantung sedunia tahun ini kita diajak untuk melakukan perubahan pola hidup, untuk menjaga kesehatan jantung orang-orang yang kita sayangi, seperti berkomitmen mengonsumsi makanan yang lebih sehat, beraktivitas fisik lebih baik, berhenti merokok, dan lain-lain. Sebab penyakit Jantung ternyata tidak hanya menyasar kaum manula atau dewasa, bahkan bayi pun bisa. Sudah tahu tentang Penyakit Jantung Bawaan?
Apa itu Penyakit Jantung Bawaan?
Menurut data Indonesia Heart Association, angka kejadian
Kelainan Jantung Bawaan (KJB) di Indonesia diperkirakan mencapai 43.200 kasus
dari 4,8 juta kelahiran hidup. Artinya, 9 anak dari 1000 kelahiran hidup setiap
tahunnya mengalami KJB.
Anak dengan kondisi KJB memiliki kelainan pada fungsi maupun
struktur jantungnya. Padahal, jantung dibutuhkan untuk memompa darah supaya
mengalir ke seluruh tubuh untuk membawa oksigen dan nutrisi bagi semua sel
tubuh.
Gejala dan tanda Penyakit Jantung Bawaan
- Kebiruan
- Nafas cepat/ sesak nafas
- Kelelehan saat aktivitas/ menyusu
- Pertumbuhan terhambat / berat badan susah naik
- Perubahan bunyi / letak jantung
- Infeksi paru berulang
- Kelainan bawaan lain / sindrom
- Pingsan / berdebar / nyeri dada, kurus stunting, dan kelihatan sehat
Masalahnya, tidak semua bayi baru lahir dan anak dengan kelainan
akan menunjukkan gejala.
Jika ditemukan gejala, tindakan berikutnya stabilisasi dan
pertolongan pertama untuk memperbaiki keadaan umum pada bayi baru lahir. Penanganan
kelainan jantung bawaan disesuaikan dengan jenis kelainan dan tingkat
keparahannya. Meski telah mendapatkan intervensi, anak dengan penyakit jantung
bawaan masih memiliki tantangan kesehatan karena anak dengan kondisi tersebut
mengalami pertumbuhan terus menerus, memiliki komposisi tubuh yang bervariasi,
dan membutuhkan energi yang adekuat.
Pencegahan Penyakit Jantung Bawaan
- Kunci pencegahan penyakit ini terletak pada perawatan bayi sejak masih dalam kandungan atau disebut asuhan prenatal. Berikut beberapa langkah perawatan prenatal yang dapat dilakukan ibu hamil:
- Menjalani pemeriksaan darah sebelum mengupayakan kehamilan. Hal ini bermanfaat untuk mendeteksi berbagai penyakit yang mungkin mengganggu kehamilan, misalnya pemeriksaan TORCH. Dengan begitu, dokter bisa melakukan langkah-langkah terbaik guna mengatasi atau mencegah penyakit-penyakit tersebut.
- Menghindari asap rokok, penggunaan obat-obatan terlarang, maupun minuman beralkohol selama kehamilan.
- Konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi obat-obatan apapun untuk menghindari efek samping yang berbahaya.
- Ibu hamil yang memiliki diabetes harus berusaha untuk mengendalikan kadar gula darah agar senantiasa dalam batas
- Jika ibu hamil berusia 35 tahun atau mengalami kehamilan risiko tinggi karena kondisi medis seperti tekanan darah tinggi atau diabetes, sebaiknya lebih sering melakukan pemeriksaan prenatal di dokter kandungan.
Peran Orang tua
Merawat anak dengan PJB tidak sama dengan anak normal. Orang
tua dari anak dengan PJB harus selalu memastikan anak mendapatkan penanganan
dan perawatan sesuai kondisinya. Untuk itu, orang tua memiliki peran
penting dalam deteksi dini adanya PJB dan mengoptimalkan perawatan dan
intervensi bila terindikasi untuk meningkatkan usia harapan hidup dan kualitas
hidup anak dengan PJB.
Dukungan Nutrisi Untuk Anak dengan Pneyakit Jantung Bawaan
Dalam rangka memperingati Hari Jantung Sedunia, Danone SN
Indonesia mengajak masyarakat agar dapat mengambil peran sebagai bagian dari support
system bagi anak dengan PJB dan orang tuanya. Danone Specialized
Nutrition Indonesia berkomitmen bahwa anak-anak dalam keadaan kesehatan apapun
harus tetap mendapatkan asupan nutrisi yang tepat melalui makanan dan minuman
agar tumbuh kembangnya optimal dan kualitas hidupnya lebih baik.
Dukungan nutrisi yang optimal untuk anak dengan PJB harus memberikan cukup energi dan protein untuk memfasilitasi kenaikan berat badan dan mendukung optimalisasi tumbuh kembang anak. Perbaikan gizi anak dengan KJB dapat mencegah serta menurunkan angka kesakitan dan kematian. Perbaikan gizi juga bisa mendukung tumbuh kembang yang optimal, dan memberikan angka keberhasilan operasi koreksi jantung dengan hasil yang lebih baik, serta kualitas fisik dan mental yang optimal di masa depan.
Post Comment
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung.
Komentar berisi LINK HIDUP akan DIHAPUS.
^^ @Innnayah