[Review Buku] Di Antara Dua Sujud

January 29, 2016
di antara dua sujud, review, resensi novel diantara dua sujud, novel islami, muhammad irata
Di Antara Dua Sujud



Bacaan ringan yang ngga sampai bikin baper. Aman lah buat para single seperti saya, heheh. Diantara Dua Sujud menyadarkan tentang bagaimana lelaki memandang wanita. Apa yang dipikirkan mereka yang sebelumnya tak saya bayangkan. Astaghfirullah, selama ini masih sangat jauh dari menjaga diri. Kalau kamu mau bacaan ringan tentang relationship yang aman, bisa belajar dari mas Furqon. 

Identitas buku
Judul: Di Antara Dua Sujud
Penulis: Muhammad Irata
Penerbit: Mutiara Media
Tahun terbit: 2015
Jumlah halaman: 400

Sinopsis (back cover)
Tak ada yang diciptakan di atas dunia ini yang sia-sia. Dedaunan kering, sampah di pinggir jalan, bau selokan yang membuat muntah pun tak lepas dari pandangan Tuhan. Bahkan seorang pelacur pun, yang dianggap hina oleh manusia juga bisa tercatat memasuki pintu surga hanya karena memberi kebaikan pada seekor anjing yang kehausan. Tak ada yang sia-sia kalau kita menyadari siapa diri kita.

Berbekal rasa tulus ikhlas, dengan teratur Aslam selalu mengirimkan uang untuk seorang perempuan yang menjual dirinya demi kebaikan keluarganya. Tak sekalipun ia menampakkan diri di hadapan perempuan bernama Savana. Meski ada secercah kekaguman yang tumbuh dalam dirinya, Aslam berusaha meyakinkandirinya sendiri bahwa ia masih memiliki kesmepatan untuk mendapatkan perempuan yang cantik karena dibalut iman dan takwa.

Berbekal semangat dan tekad untuk mencari rida-Nya, Furqon melangkahkan kaki ke Manado. Misi awalnya cuma satu, menyelesaikan penelitiannya tentang reklamasi tanah di sana. Siapa sangka, ia akan bertemu dengan seorang ilmuwan asal Jepang, Hichiro Nakayama. Ia juga menaruh perhatian pada keponakan Nakayama, Nayumi Sakura seorang bintang film dewasa.

Review
Di cover depan ada kalimat dari penulis ternama Habibburahman Elshirazi. Saya adalah yang termakan pendapat beliau bahwa novel ini mengeksplore Gorontalo. What? Bukannya Manado ya Kang? Dikit banget lho ngomongin Gorontalonya. Agak paradoks sih, sampul diantara dua sujud berilustrasi sakura dan kota di Jepang, tapi ada kalimat tentang Gorontalo. Desain covernya terlalu girly, mungkin cowo-cowo kalau mau baca di tempat umum akan risih.

Baru bisa menemukan alurnya yang enak di setengah bagian buku. Gaya bahasanya Kang Abik banget deh, pun dengan nama tokoh ‘Furqon’ serta ‘Aslam’ yang seperti ‘Azam’ di Ketika Cinta Bertasbih. Mungkin penulis adalah fans berat Habiburrahman El Shirazi, sehingga pengaruhnya begitu kuat. 

Ada bagian yang terasa berlebihan menurutku. Kenapa harus diceritakan bahwa orang Jepang itu sekuler? Dan..adegan paling janggal adalah saat di forum diskusi atau seminar gitu membahas reklamasi. Si Nakayama kalah debat dengan Furqon dengan begitu mudahnya. Kurang kuat saja sih cara penyampaian argumentasinya. 

Overall sih lumayan, kalau kamu cari bacaan yang ngga bikin baper tapi berbau relijius...baca Di Antara Dua Sujud aja deh. Ko ngga bikin baper? Rahasia dong ya...hihiii. aman lah buat para geng jomblo dimanapun berada. 

Rate
3 dari 5

Quote
Setan menggoda siapa saja untuk menghalangi manusia menuju kebaikan. Jika sebelumnya setan gagal menggoda dengan kesibukan, maka selanjutnya setan jadikan orang lain sebagai alat penghalang kebaikan. Setan tidak akan berhenti sampai menaburkan lagi rasa waswas selama orang tadi mengerjakan kebaikan. 

Baca Juga: 

stay tune di Friday Hobbies 


29 comments on "[Review Buku] Di Antara Dua Sujud"
  1. jadi penasaran ama isi bukunya...nanti masukkan ke list untuk dibeli deh...

    ReplyDelete
  2. lumayan tebal juga yah bukunya :)

    ReplyDelete
  3. asiiik.. amanlah ya buat kita.. >.<
    jadi, kenapa judulnya di antara 2 sujud mba?

    ReplyDelete
    Replies
    1. nahh itu dia..salah satu tokohnya ceritanya pernah mau tobat gitu. ehh spoilerr

      Delete
  4. kok bisa beda ...Gorontalo sama Manado....
    tapi karena dibilang lumayan aja... jadinya ragu mau baca

    ReplyDelete
    Replies
    1. hiihi lumayan kan menurut saya,,mungkin sangat keren bagi orang lain :)

      Delete
  5. Hmmm. Makasih banyak reviewnya Bu Innayah. Hihihi. Bakalan jadi urutan kesekian kalopun mau cari. *eh?! ��

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih juga sudah mampir kesini Pak Daniii...

      Delete
  6. Saya jadi ngebayangin baca buku ini saat perjalanan jauh di bis, bodo amat lah sama covernya yang girly itu hihi. Selama ini bacaan saya banyak yang berbau Jepang, karena saya lumayan tertarik pada kebidayaan jepang. Hmm kayaknya buku ini dapat memberi pandangan yang sedikit berbeda tentang Jepang. Pinjem dong bukunyah?! *nyengir*

    ReplyDelete
  7. Saya jadi ngebayangin baca buku ini saat perjalanan jauh di bis, bodo amat lah sama covernya yang girly itu hihi. Selama ini bacaan saya banyak yang berbau Jepang, karena saya lumayan tertarik pada kebidayaan jepang. Hmm kayaknya buku ini dapat memberi pandangan yang sedikit berbeda tentang Jepang. Pinjem dong bukunyah?! *nyengir*

    ReplyDelete
    Replies
    1. apa aku ngadain GA aja ya mas..buku banyak banget ni..rata-rata baru dibaca sekali dan amsih mulus..haha tapi pada mau ngga ya?

      Delete
  8. Mba jadi ini bukan buku cinta-cinta an ? kalau bukan saya juga mau beli ahh biar bisa baca lengkap ga penasaran terus hihi

    ReplyDelete
  9. HAduh. Kalau liat buku 2 bulan terakhir ini bawaannya sedih. Lagi enggak maksimal baca buku, pada nganggur di samping kasur. :( *wes, malah curhat*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sibuk ngeblog ya hahhah. Akupun jadi lambat nih

      Delete
  10. setan akan selalu menggoda manusia dan tidak akan putus asa ya

    ReplyDelete
  11. Menarik juga nih bukunya mbak.... hmmmm... beli gak yak

    ReplyDelete
  12. Memang ya, terkadang gaya penulisan seseorang itu bisa dilihat dari siapa penulis favoritnya. Jadi bukan hal yang aneh apabila menemukan karya yang terpengaruh karena kehebatan seorang penulis ini.

    Setan, jelas betul tujuannya menjerumuskan kepada yang bathil. Duh.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Penulis favoritmu siapa? Soalnya cerpennya filosofis banget

      Delete
  13. Review bukunya keren Inayah, seperti nya buku ini bahasanya ringat tapi sangat bermutu yach?

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung.
Komentar berisi LINK HIDUP akan DIHAPUS.

^^ @Innnayah

Auto Post Signature

Auto Post  Signature