Aku tak pernah menyangka 2020 akan seperti ini kondisinya. Sudah
hampir masuk ke akhir tahun, dibilang cepat terasa tapi juga lambat dan penuh
perjuangan sih sebenarnya. Aku bersyukur 2 tahun lalu memutuskan meletakkan
uang “nganggur” ku di SBN Ritel. Awal tahun depan selesai dan dananya bisa
kupakai kembali tanpa berkurang sedikitpun dan justru setiap bulan aku
mendapatkan kupon.
Pentingnya Literasi Keuangan
Literasi ekonomi penting untuk membuat keputusan tentang
bagaimana berinvestasi yang tepat, berapa banyak meminjam yang tepat di pasar
uang, dan bagaimana memahami konsekuensi atas stabilitas keseluruhan ekonomi.
Hasil survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa indeks literasi
keuangan mencapai 38,03 persen. Artinya, dari 100 orang hanya sekitar 38 orang
yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepercayaan yang memadai mengenai
produk dan layanan keuangan (well-literate).
Hal ini berarti masyarakat Indonesia belum sepenuhnya
memiliki pengetahuan yang cukup mengenai bagaimana mengoptimalkan pemanfaatan
uang untuk kegiatan yang produktif. Masyarakat juga belum memahami dengan baik
berbagai produk dan layanan jasa keuangan yang ditawarkan oleh lembaga jasa
keuangan formal dan dikhawatirkan lebih tertarik pada konsumerisme, bahkan
investasi lain yang berpotensi merugikan (investasi bodong).
Apa sih SBN Ritel?
Aku punya obligasi, yayyy! Dengan memiliki obligasi, itu
artinya negara berhutang pada aku sebesar yang dijanjikan dengan waktu jatuh
tempo yang sudah disepakati bersama. Itu pengertian simpelnya. Kenapa ada kata
ritel ? Karena dijual eceran, cuma punya 2juta? Bisa banget. Jenis investasi
ini berkembang pesat di kalangan investor kecil atau biasa disebut ritel.
SBN atau Surat Berharga Negara adalah produk investasi yang
diterbitkan dan dijamin oleh Pemerintah Republik Indonesia kepada Individu
Warga Negara Indonesia. SBN menjadi alternatif produk investasi yang aman,
mudah, terjangkau dan menguntungkan. Melalui SBN, masyarakat juga
berpartisipasi dalam pembiayaan dan pembangunan negara. Targetnya ialah
perorangan bukan suatu institusi atau badan usaha, seperti pegawai/karyawan,
ibu rumah tangga sampai generasi milenial sepertiku.
Alasan Memilih SBN Ritel
Jujur saja aku masih belum begitu terliterasi mengenai
jenis-jenis investasi. Apalagi aku karyawan swasta biasa yang penghasilannya ya
engga segede crazy rich. Sekadar bisa nabung saja sudah alhamdulillah banget. Nah,
kalau pakai investasi di jalur yang konon cepat balik modal berlipat-lipat
justru aku khawatir.
Orang kayak aku inginnya uang yang ‘nganggur’ itu aman tidak
berkurang dan bisa dipakai lagi di kemudian hari dengan jaminan. Intinya jangan
sampai kita investasi tapi engga nyenyak tidur. Nah, akhirnya aku memilih beli
SBN Ritel. Tahu ada beginian dari sosial media, aku follow instagram beberapa
financial planner dan akun Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan
Risiko, Kemenkeu RI @DJJPRKemenkeu.
- 100% Aman. Pembayaran imbal hasil dan pokok investasi dijamin oleh undang-undang.
- Untung Hingga 6% per Tahun. Tingkat keuntungan di atas bunga deposito bank, sekitar +/- 6% per tahun. SBR memiliki kupon yang mengambang dengan kupon minimal (floating with floor) dan mengacu pada BI 7 Day Reverse Repo Rate.
- Kontribusi Bantu Negara. Turut berperan aktif dalam membangun negara dan ikut serta dalam upaya mengurangi ketergantungan kepada investor asing.
- Rutin Dapat Uang. Imbal hasil akan dikirimkan langsung ke rekening investor rutin setiap bulan atau periode lainnya sesuai dengan ketentuan produk.
- Mudah dan Praktis. Pendaftaran dan transaksi 100% online. Pembayaran bisa dilakukan dari 6 bank pilihan di ATM, teller bank, maupun internet banking.
- Bisa Dicairkan Lebih Awal. Meski jangka waktu ditetapkan 2/3 tahun, investor bisa melakukan pencairan maksimal sebesar 50% dari total pembelian (khusus SBR dan ST).
Mudahnya beli SBN Ritel
Aku beli SBR005 pada tahun 2019. Mudah banget kok prosesnya,
semua bisa dilakukan dalam genggaman smartphone. Ini langkahnya:
- Registrasi. Proses pendaftaran Calon Investor melalui Sistem Elektronik yang disediakan oleh Mitra Distribusi (Midis), dengan menginput data-data antara lain, data diri, nomor SID (Single Investor Identification), nomor Rekening Dana dan nomor Rekening Surat Berharga. Mitra distribusi di sini banyak banget, kalau aku lewat Bareksa.
- Pemesanan. Kalau sudah registrasi, saatnya memesan SBN Ritel. Pemesanan hanya dapat dilakukan pada saat masa penawaran SBR yang bersangkutan ya.
- Pembayaran. Setelah pemesanan diverifikasi (verified order), Calon Investor mendapatkan kode pembayaran (billing code) melalui email/sms sesuai kebijakan masing-masing Mitra
- Distribusi. Setelah pembayaran, Calon Investor akan memperoleh NTPN (Nomor Transaksi Penerimaan Negara) dan notifikasi completed order serta akan memperoleh alokasi SBR pada tanggal setelmen/penerbitan.
Aku enggak nyesal pakai SBN Ritel sebagai pilihan investasi.
Peningkatan penguasaan literasi ekonomi tak dapat ditawar-menawar melainkan
suatu keharusan dan semua itu dapat diawali dari hasrat belajar yang
berkesinambungan #IniUntukKita
Post Comment
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung.
Komentar berisi LINK HIDUP akan DIHAPUS.
^^ @Innnayah