Tidak mudik atau pulang kampung demi cegah covid 19

April 23, 2020
Tidak mudik atau pulang kampung demi cegah covid 19
Aku bukan anak indigo, tapi entah mengapa ketika orang-orang rame berebut tiket kereta lebaran aku santai banget. Saat itu belum masa pandemi covid 19 di Indonesia. Padahal biasanya aku selalu gerak cepat untuk urusan tiket mudik. Mungkin ini firasat agar tidak mudik atau pulang kampung di lebaran 2020 ini demi cegah covid 19.

Merantau sudah 13 tahun, baru kali ini kalau benar kejadian ya... tidak mudik atau pulang kampung di lebaran. Kalau lebaran idul adha sih sering engga pulang, tapi kalau idul fitri ya baru sekarang. Anjuran pemerintah sudah jelas, MUDIK dilarang.

Aku mikir luas soal mudik ini. Meski aku ada motor dan mobil pribadi, yang mana minim paparan virus selama perjalanan...namun ketika di rumah bisa menjadi masalah baru bahkan konflik sosial. Aku tinggal bersama keluargaku di kampung halaman, jadi malah ngeri kalau musti pulang. Bisa saja aku adalah orang tanpa gejala (OTG) bukan?

Stigma di masyarakat, orang dari Jabodetabek itu bawa penyakit. Bakal ngerepotin kalau nanti harus di rumah dan berinteraksi dengan mereka. Karantina 14 hari? Keburu liburannya habis ahaha. Mungkin di rumah juga cuma bisa seminggu kok kalau mudik. Aku tidak WFH, seiap hari masih bolak-balik kantor.

Nuansa lebaran identik dengan kumpul-kumpul, kalau tahun ini memang tidak mudik atau pulang kampung, insyaAllah keluarga sudha ikhlas. Mengingat dan menimbang akan banyak kemudharatan kalau aku di kampung nanti. Mudharatnya engga hanya buatku, namun juga keluargaku dan masyarakat.

Alhamdulillahnya sekarang sudah engga ngekos. Apartemen sudah kutinggali setahun, tepat masa wal bulan ramadan. Setidaknya kalau pengen bikin opor, sambal goreng, lontong, ketupat, bisa mengusahakan sendiri. Tanpa sholat ied, tanpa nuansa mudik, tanpa nontonin liputan arus, bahkan tanpa beli baju baru sepertinya. Mungkin ini cara Tuhan menampilkan kasihnya dalam hati. Yang selama ini tertutup oleh perkara duniawi, materi, dan keriuhan lain. Kembali ke hakika bahwa idul fitri bukan semata seremoni.

Post Comment
Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung.
Komentar berisi LINK HIDUP akan DIHAPUS.

^^ @Innnayah

Auto Post Signature

Auto Post  Signature