Review Rumah Cokelat, Wanita karier atau fullMom?

December 09, 2012
Author: Sitta Karina
Paperback, 226 pages
Published January 20th 2012 by Buah Hati (first published 2011)
ISBN 6028663743 (ISBN13: 9786028663748)
edition language: Indonesian
Sinopsis:
JADI IBU MUDA BEKERJA DI JAKARTA TIDAK MUDAH! Hannah Andhito adalah tipikal perempuan masa kini di kota besar; bekerja di perusahaan multinasional, mengikuti tren fashion dan gaya hidup terkini sambil berusaha menabung untuk keluarga kecilnya, sangat menyukai melukis dengan cat air (yang ternyata baru ia sadari ini adalah passion-nya!), memiliki suami yang tampan dan family-oriented, sahabat SMA yang masih in touch, serta si kecil Razsya yang usianya jalan 2 tahun.
Sempurna? Awalnya Hannah merasa begitu sampai Razsya bergumam bahwa ia menyayangi pengasuh yang sehari-hari selalu bersamanya. Perjalanan Hannah menemukan makna menjadi seorang ibu yang sesungguhnya dimulai sejak momen itu.
rumah cokelat cover (by me on instagram)

Review:
saya mendapatkannya di sebuah toko buku kecil di kota ini. karena suntuk banget, akhirnya ngeloyor ke toko buku dan kecewa karena buku yang tersedia terbatas. Dari rumah sudah janji hanya akan membeli buku ringan, dan ini sulit. Buku ynag selalu menarik perhatian saya selalu buku berat (serius).
Singkat cerita, mulailah saya membaca. hemm..ringan ya bahasanya. Tidak perlu mengulang ulang paragraf agar bisa memahami benar. mungkin karena saya yang meskipun masih lajang begitu memahami situasi Hannah, Wigra, dan sempat pula mengalami yang dirasakan Rasya.
Novel ini berhasil mendoktrin saya lebih dalam lagi, tentang pilihan hidup setelah memiliki anak adalah menjadi ibu rumah tangga. kembali ke kodrat. saya engineer, mungkin akan aneh di mata sebagian besar orang kenapa saya memilih itu.
Tak ada yang sia-sia, termasuk gelar saya. Bukankah mengurus anak dengan tangan sendiri, lalu mendidik anak dengan pengetahuan yang kita punya, itu adalah bakti seorang wanita yang sudah berkeluarga?
Jangan sampai anak kita mengenal kita hanya sebatas sebagai seseorang yang membelikan mainan. Dan justru si anak lebih mengenal si nanny (babysitter) sebagai seorang yang memberikan kehangatan serta rasa aman.
Baby sitter hanya sementara bersama dia, jika kita mengandalkan sepenuhnya tanggung jawab mengasuh anak ke orang lain berarti kita belum siap berkeluarga.
Salah satu hal yang harus saya lakukan kelak jika sudah berkeluarga yaitu akan bersama suami rajin berolahraga. hehehe
Kata rumah cokelat yang dijadikan judul buku ini hanya terbaca 1x di bagian akhir :)
Post Comment
Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung.
Komentar berisi LINK HIDUP akan DIHAPUS.

^^ @Innnayah

Auto Post Signature

Auto Post  Signature