Saya bukan orang yang mudah untuk menaikkan berat badan. Padahal waktu balita saya termasuk anak yang sehat. Masuk usia sekolah, mungkin karena berbagai faktor berat badan saya di bawah standar dan sering sakit. Urusan makan memang agak sulit, bukan pilih-pilih namun sering bablas engga makan saking padatnya kegiatan. Saya cukup kaget ketika 3 bulan lalu, berat badan saya tiba-tiba naik. Hingga ketika saya menuliskan postingan ini, alhamdulillah sudah mencapai berat badan ideal yang disarankan WHO.
Semenjak mengenal kata gizi seimbang, saya memang berusaha banget buat mewujudkan itu. Beberapa kali saya mengikuti sharing session mengenai stunting, seperti kemarin saat hadir di event Festival Isi Piringku yang diadakan Danone Indonesia pada 26 Februari 2021 secara daring di youtube @Nutrisibangsa. Acara ini dilaksanakan untuk menjawab tantangan yang dihadapi orang tua maupun guru PAUD dalam membiasakan konsumsi pangan sesuai gizi seimbang pada anak, terlebih di masa pandemi.
Masalah Gizi di Indonesia
Berdasarkan angka Riskesdas 2018,
proporsi anak dengan status gizi pendek atau sangat pendek (stunting) sekitar
30.8 persen, masih lebih tinggi dibandingkan angka yang dianjurkan Badan
Kesehatan Dunia di bawah 20 persen. Tingkat kemiskinan yang melonjak antara
10,7-11,6 persen selama pandemi maupun perkiraan tambahan 5 juta penduduk
miskin baru berpotensi menghambat akses anak-anak terhadap konsumsi pangan
sesuai gizi seimbang. Ditambah lagi, edukasi gizi seimbang di sekolah maupun di
rumah menjadi tidak optimal semasa pandemi. Jika kondisi ini tidak segera
ditangani bersama, maka akan dapat berdampak buruk bagi negara, bukan hanya
terhadap kualias SDM namun juga ekonomi. Alasannya, stunting dapat menimbulkan
kerugian ekonomi bagi negara sebesar 2-3 persen dari Produk Domestik Bruto
(PDB) per tahun. Jika PDB Indonesia tahun 2020 sebesar Rp 15.434 triliun ,
kerugian akibat permasalahan ini sekitar Rp 400 triliun rupiah per tahun.
Stunting Itu Kendala Sistemik
Pencegahan stunting masih menjadi fokus utama. Pemerintah sudah membuat strategi dengan berbagai program untuk menurunkan angka stunting hingga 14 persen pada tahun 2024. Upaya ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global. - Direktur Gizi Masyarakat, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Dhian Dipo
Upaya penanggulangan stunting dan
percepatan perbaikan gizi tersebut tidak dapat dilakukan sendiri oleh
pemerintah, melainkan perlu adanya kolaborasi dengan lintas-sektor, salah
satunya dengan sektor swasta. Edukasi gizi menjadi sangat penting karena
diharapkan dapat memberi pengetahuan dan pemahaman ibu dalam pengaturan pola makan
yang bergizi seimbang.
Isi Piringku Yang Lebih Mudah Dipahami Anak
Kampanye Isi piringku sudah lama
bergema, namun apakah dipahami oleh anak-anak? Jangan-jangan rang tuanya saja
yang mengerti. Oleh karena itu, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB University,
Menyusun buku panduan gizi seimbang anak yang mudah
dipahami dan menyenangkan.
"Buku 'Isi Piringku 4-6 tahun' yang telah dikembangkan bersama oleh IPB dan Danone Indonesia diharapkan dapat menjadi panduan orang tua dan guru PAUD untuk memenuhi kebutuahan gizi seimbang anak di rumah,” - Tim penyusun buku Isi Piringku 4-6 tahun, Ketua Departemen Gizi Masyarakat, Ibu Sri Anna Marliyati.
Ir. Harris Iskandar, Ph.D., Widya
Prada Ahli Utama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
mengatakan, kesehatan dan pemenuhan gizi seimbang memiliki peran penting dalam
menunjang kualitas pendidikan anak di usia dini seperti di usia PAUD, terutama
dalam masa pembelajaran jarak jauh (PJJ). Adanya Pedoman Gizi Isi Piringku
dapat menjadi salah satu solusi untuk mengedukasi masyarakat terkait aturan
porsi dan jenis makanan apa saja yang dibutuhkan si kecil.
Sejak tahun 2018-2020, Danone Indonesia telah berhasil
mendesiminasikan buku Panduan Isi Piringku yang telah mencapai 2.746 PAUD,
6.377 Guru, 75.915 Orang tua dan, 81.162 Siswa.
Menurut saya, stunting itu
sungguh sistemik. Kalau engga dari saya sendiri, sekarang, buat menghentikan…ya
generasi berikutnya bakal sama saja.
Info lengkapnya bisa diketahui
lebih dalam di:
Twitter @nutrisi_bangsa
Instagram @nutrisibangsa
Post Comment
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung.
Komentar berisi LINK HIDUP akan DIHAPUS.
^^ @Innnayah